Selasa 09 Jan 2024 11:56 WIB

Alquran Umpamakan Hujan Seperti Proses Bangkitkan Orang Mati, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Alquran menjelaskan bahwa hujan dapat menumbuhkan tanah yang sudah mati.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Alquran menjelaskan bahwa hujan dapat menumbuhkan tanah yang sudah mati. Foto:   Musim hujan (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Alquran menjelaskan bahwa hujan dapat menumbuhkan tanah yang sudah mati. Foto: Musim hujan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Alquran menjelaskan bahwa hujan dapat menumbuhkan tanah yang sudah mati menjadi subur. Seperti itulah Allah SWT nanti menghidupkan atau membangkitkan orang yang telah mati. Dengan begitu, manusia dapat mengambil pelajaran dari hujan bahwa hari kebangkitan pasti terjadi.

Mengenai hujan yang dapat menghidupkan tanah yang mati menjadi subur, ternyata memiliki penjelasan ilmiah yang hanya bisa dijelaskan oleh para ilmuan pada zaman modern ini. Ilmuwan telah melakukan penelitian dan mengungkapkan mengapa hujan bisa membuat tanah yang mati menjadi subur.

Baca Juga

Temuan ini membuat siapa pun yang membacanya terpesona dengan Alquran, yang bisa mengungkapkan fenomena alam yang hanya dipahami secara ilmiah orang manusia di abad modern ini.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَهُوَ الَّذِيْ يُرْسِلُ الرِّيٰحَ بُشْرًاۢ بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهٖۗ حَتّٰٓى اِذَآ اَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنٰهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَاَنْزَلْنَا بِهِ الْمَاۤءَ فَاَخْرَجْنَا بِهٖ مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِۗ  كَذٰلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتٰى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ 

Dialah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira yang mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan) sehingga apabila (angin itu) telah memikul awan yang berat, Kami halau ia ke suatu negeri yang mati (tandus), lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang mati agar kamu selalu ingat. (QS Al-A‘raf Ayat 57)

Dalam ayat ini, menurut penjelasan Tafsir Kementerian Agama, Allah menegaskan bahwa salah satu karunia besar yang dilimpahkan kepada hamba-Nya adalah menggerakkan angin sebagai tanda bagi kedatangan nikmat-Nya yaitu angin yang membawa awan tebal. Awan tebal itu digerakan ke negeri yang kering dan telah rusak tanamannya karena ketiadaan air, kering sumurnya karena tak ada hujan dan penduduknya menderita karena haus dan lapar. 

Kemudian Allah menurunkan di negeri itu hujan yang lebat. Sehingga negeri yang hampir mati itu menjadi subur kembali dan sumur-sumurnya penuh berisi air, dengan demikian hiduplah penduduknya dengan serba kecukupan dari hasil tanaman-tanaman itu yang berlimpah-ruah. 

Hujan Menghidupkan Lahan Mati 

Mengenai peran hujan yang “menghidupkan” lahan yang “mati” yang disebutkan dalam Alquran sudah dianalisa oleh para pakar ilmu pengetahuan. Karena hujan di samping membawa butiran air yakni suatu materi yang penting untuk kehidupan semua makhluk hidup di dunia, ternyata butiran air hujan juga membawa serta material yang berfungsi sebagai pupuk. 

Saat air laut yang menguap dan mencapai awan, ia mengandung sesuatu yang dapat merevitalisasi daratan yang mati. Butiran air hujan yang mengandung bahan-bahan revitalisasi tersebut biasa dikenal dengan nama “surface tension droplets.” Bahan-bahan ini diperoleh dari lapisan permukaan laut yang ikut menguap. Pada lapisan tipis dengan ketebalan kurang dari seper-sepuluh milimeter dan biasa disebut “lapisan mikro” oleh para ahli biologi ini, ditemukan banyak serasah organik yang berasal dari dekomposisi algae renik dan zooplankton. 

Beberapa serasah ini mengumpulkan dan menyerap beberapa elemen, seperti fosfor, magnesium dan potasium, yang jarang diperoleh di dalam air laut. Serasah ini juga menyerap logam berat seperti tembaga, zink, cobalt dan lead. 

Maka tanaman di daratan akan memperoleh sebagian besar garam-garam mineral dan elemen lainnya yang diperlukan untuk pertumbuhannya bersamaan dengan datangnya air hujan (yang berasal dari air laut yang menguap). Garam-garam yang turun bersama air hujan, merupakan suatu miniatur dari pupuk yang biasa digunakan dalam pertanian (Natrium, Potasium, Kalium dan sebagainya). Logam berat di udara akan membentuk elemen yang akan meningkatkan produktivitas pada saat pertumbuhan dan pembuahan tanaman. 

Hujan Sebagai Pupuk

 

Dengan demikian, hujan adalah sumber pupuk yang sangat penting. Dengan pupuk yang dikandung pada butiran hujan saja, dalam waktu 100 tahun, tanah yang miskin hara dapat mengumpulkan semua elemen yang diperlukan untuk tumbuhnya tanaman. Hutan juga tumbuh dan memperoleh keperluan hidupnya dari semua bahan kimia yang berasal dari laut. Dengan cara demikian, setiap tahun sekitar 150 ton pupuk jatuh ke bumi. Tanpa mekanisme ini, maka mungkin jumlah jenis tanaman tidak akan sebanyak yang kita ketahui saat ini dan kemungkinan ketidak seimbangan ekologi dapat juga terjadi. 

Memang tidak semua negeri yang mendapat limpahan rahmat itu, tetapi ada juga beberapa tempat di muka bumi yang tidak dicurahi hujan yang banyak, bahkan ada pula beberapa daerah dicurahi hujan tetapi tanah di daerah itu hilang sia-sia tidak ada manfaatnya sedikit pun. 

Mengenai tanah-tanah yang tidak dicurahi hujan itu. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يُزْجِيْ سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهٗ ثُمَّ يَجْعَلُهٗ رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلٰلِهٖۚ وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاۤءِ مِنْ جِبَالٍ فِيْهَا مِنْۢ بَرَدٍ فَيُصِيْبُ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَصْرِفُهٗ عَنْ مَّنْ يَّشَاۤءُۗ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهٖ يَذْهَبُ بِالْاَبْصَارِ ۗ

Tidakkah engkau melihat bahwa sesungguhnya Allah mengarahkan awan secara perlahan, kemudian mengumpulkannya, lalu menjadikannya bertumpuk-tumpuk. Maka, engkau melihat hujan keluar dari celah-celahnya. Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung. Maka, Dia menimpakannya (butiran-butiran es itu) kepada siapa yang Dia kehendaki dan memalingkannya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan. (QS An-Nur Ayat 43). 

Menurut ayat tersebut, hujan lebat yang disertai hujan es itu tidak tercurah ke seluruh pelosok di muka bumi, hanya Allah yang menentukan di mana hujan akan turun dan di mana awan tebal itu sekadar lewat saja. Sehingga daerah itu tetap tandus dan kering.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement