Senin 25 Dec 2023 00:05 WIB

Tidak Tidur Usai Sholat Subuh, Ini yang Dilakukan Nabi Muhammad Agar Tetap Bugar

Pagi adalah waktu yang sangat diberkahi oleh Allah SWT.

Sebuah pesawat terbang di atas Crescent Tower Lusail saat matahari terbit di Lusail, Qatar, Kamis, 24 November 2022.
Foto:

Anjuran Tidur Siang

Imam al-Ghazali menganjurkan seseorang tetap memperhatikan istirahat dan tidur siang secukupnya, meskipun sedang padat pekerjaannya. Tidur siang membantunya semangat beribadah di malam hari (qiyamullail). Sebab pola demikianlah yang dipandang ideal dan sesuai dengan ajaran Islam. 

Hal ini juga telah diperkenalkan di kehidupan pesantren, yang dikenal dengan tradisi qailulah atau tidur sekejap di siang hari. Hal ini mengacu pada hadits Nabi Muhammad SAW, "Tidurlah qailulah (tidur siang) karena setan tidaklah mengambil tidur siang." (HR Abu Nu'aim dalam Ath-Thibb 1:12)

Dalam Subul al-Salam, Ash-Shanani mengartikan qailulah dengan istirahat di tengah hari, sekalipun tidak sambil tiduran. Para ahli fiqih berbeda pendapat dalam menentukan waktu yang dimaksudkan untuk tidur siang, ada yang mengatakan sebelum waktu Zhuhur dan ada yang berpendapat setelah masuk waktu Zhuhur.

Dalam Imam Muslim disampaikan, "Dalil yang menunjukkan keunggulan bahwa qailulah adalah istirahat setelah masuk waktu zhuhur itu berasal dari hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Sahl bin Sa’ad, yaitu: Tidaklah kami melakukan qailulah dan menyantap makan siang kecuali setelah selesai sholat Jumat di masa Nabi."

Di sisi lain, Imam Al-Syarbini Al-Khathib berkata qailulah adalah tidur sebelum tergelincirnya matahari (sebelum zuhur). Sedangkan Imam Al Munawi mengatakan, qailulah adalah tidur siang hari, baik saat matahari tergelincir sedikit, sebelum atau sesudahnya. Al-Badr Aini juga mengatakan qailulah adalah tidur pada siang hari.

Memahami dua pendapat yang berbeda...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement