Rabu 13 Dec 2023 16:38 WIB

Petunjuk Alquran untuk Memilih Pemimpin 

Alquran Al Karim memberikan petunjuk-petunjuk bagi manusia dalam memilih pemimpin.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Ketua Prodi Ilmu Alquran dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, KH. Syahrullah Iskandar.
Foto:

Apa pendapat Anda tentang aspek usia bagi pemimpin? Apakah tentang usia pemimpin juga disebutkan secara eksplisit dalam Alquran?

Kalau rasul itu memang diangkat rata-rata sejak usia 40 tahun. Mungkin pertimbangannya usia matang itu ya. Kan beda ya, kalau usia-usia muda itu idealitas tinggi, tetapi bijak dalam menyikapi realitas biasanya belum matang kan. Kemampuan idealitas yang tinggi, kemudian kemampuan menyadari akan realitas, menyikapi realitas yang ada itukan penting juga. Biasanya usia-usia matang itu bisa menggapai itu. Biasanya ya. Kita tidak tahu kalau ada sosok-sosok yang lebih muda tapi bisa menggapai kesana, ya kita ngga bisa menutup mata juga, siapa tahu ya, inikan rata-rata ya. 

Alquran hanya menjelaskan tentang karakter-karakter kepemimpinan, jadi kalau menyebutkan (usianya) engga juga. Kita cuma bisa berkaca pada pemimpin-pemimpin yang ada. Jadi yang dibutuhkan sebenarnya karakter, apakah seorang pemimpin itu mampu bijak dalam menyikapi persoalan, mampu memberikan solusi dalam menyikapi dan menguasai apa yang terjadi sebenarnya dengan situasi kita. Kemudian menghadapi masalah, kaitan dengan situasi kita untuk mencari solusi untuk mengatasi masalah yang ada. Jadi problem solving ini penting karena hampir tiap hari inikan masalah muncul. 

Jadi yang diinginkan, pemimpin kita itu mampu menyelesaikan masalah tidak sekedar gali lobang tutup lobang. Ada masalah, tapi tidak terprogram. Jadi istilahnya merespon sebuah aksi tapi tidak berupaya mengantisipasinya. Mengantisipasi kan penting. Jadi istilah dalam kesehatan, mencegah lebih baik daripada mengobati, ini yang penting. Ada program, ada yang terstruktur, sistematis yang untuk tidak terjadi hal-hal yang yang tidak diinginkan. Jangan nanti muncul masalah, dihadapinya tidak terstruktur, tidak sistematis. (Jika hanya menghadapi masalah saja) benar sih dia bisa menghadapinya, tapi nanti akan muncul persoalan-persoalan baru. 

Jadi kapasitas intelektualitas penting, dan dibutuhkan juga kemampuan berkolaborasi. Artinya timnya ya. Timnya juga penting. Kalau hanya sekedar dirinya tapi timnya tidak, ya tidak bisa juga. Siapa yang jadi menterinya, siapa yang jadi penasehatnya, itu penting. Terus bagaimana dia membangun koordinasi dengan legislatif, yudikatif dan lain sebagainya. Ini yang menangani tim, meskipun visi besarnya ada di presidennya. 

Apakah pemimpin itu harus pandai berkomunikasi secara lisan? Bagaimana para nabi terdahulu?

Nabi Musa dan nabi Harun itu kan bersaudara. Nabi Musa itu ketika dia berkomunikasi kalah dengan nabi Harun. Nabi Harun itu lebih fasih ketika berkomunikasi ketimbang nabi Musa. Karena nabi Musa itu ngga sefasih nabi Harun kalau ngomong. Tapi nabi Musa punya kapabilitas yang lain. Nabi Musa itu tegas. Mampu menyelesaikan masalah dengan tegas. Sementara nabi Harun itu terkesan lemah tetapi pintar. Jadi sebenarnya yang dibutuhkan itu kinerja. Bagaimana dia mengimplementasikan visi dan misinya ketika dia memimpin. Itu yang lebih pokok. Ketimbang banyak ngomong tapi tidak bisa menyelesaikan. Tetapi (komunikasi) itu nilai plus. Mampu pandai berkomunikasi. Tapi hari-hari juga jangan sampai sekali berkomunikasi menimbulkan huru-hara, itu tidak boleh juga.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement