Ahad 10 Dec 2023 10:58 WIB

Dampak Salam dan Rahasia Pendengaran Manusia yang Diabadikan dalam Alquran

Pendengaran manusia termasuk anugerah yang patut disyukuri

Ilustrasi telinga. Pendengaran manusia termasuk anugerah yang patut disyukuri
Foto: www.freepik.com
Ilustrasi telinga. Pendengaran manusia termasuk anugerah yang patut disyukuri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Dalam Alquran, Allah SWT mengajak manusia untuk merenungkan penciptaan  manusia dan bersyukur. 

وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Baca Juga

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS An-Nahl [16]: 78)

Ucapan salam bisa menjadi bahan perenungan bahwa ciptaan Allah SWT dalam bentuk organ-organ indera di tubuh kita teramat sempurna.

Assalamu’alaikum. Kalimat yang keluar itu dihasilkan oleh gerakan otot. Pada saat keluarnya suara, molekul udara mulai bergerak ke arah orang yang diberi ucapan salam tadi. Daun telinga mengumpulkan gelombang suara tersebut, yang telah menempuh jarak sekitar 20 kaki (enam meter) tiap seperlima detik. 

Daun telinga dirancang untuk menghimpun dan memusatkan suara ke dalam saluran pendengaran. Permukaan dalam saluran pendengaran dilapisi oleh sel dan bulu-bulu yang mengeluarkan padatan berlendir untuk melindungi telinga dari kotoran luar.

Di ujung saluran telinga yang menuju awal telinga tengah terdapat gendang telinga. Setelah gendang telinga terdapat tiga tulang kecil yang disebut tulang martil, landasan, dan sanggurdi. Saluran eustasia berguna untuk menyeimbangkan tekanan udara di telinga tengah.

Di ujung telinga tengah terdapat rumah siput telinga yang mempunyai mekanisme pendengaran teramat peka dan dipenuhi oleh cairan khusus. Udara yang bergetar di dalam kedua telinga orang itu dengan cepat mengalir ke telinga bagian tengah.

Gendang suara, dengan garis tengah 7,6 mm mulai ikut bergetar. Getaran ini kemudian dialihkan menuju tiga buah tulang telinga bagian tengah, tempat getaran itu diubah menjadi getaran gerak yang diteruskan ke telinga bagian dalam.

Kemudian getaran gerak tersebut menciptakan gelombang dalam cairan khusus di dalam suatu bentuk seperti cangkang siput yang disebut rumah siput telinga (cochlea).

Di dalam rumah siput, berbagai nada suara dipilah-pilah. Ada banyak serabut dengan ketebalan berbeda di dalam rumah siput seperti halnya pada alat musik harpa. Suara dari temannya tadi hakikatnya tengah memainkan nada harmoni pada harpa ini.

Suara assalamu’alaikum mulai dari nada rendah dan meningkat. Pertama, serabut yang lebih tebal bergetar, baru kemudian diikuti serabut yang lebih tipis. Akhirnya, puluhan ribu benda berbentuk balok kecil mengalirkan getaran ini ke saraf-saraf pendengaran.

Baca juga: Kalimat yang Diulang 31 Kali dalam Surat Ar-Rahman, Ini Deretan Rahasianya

Sekarang suara assalamu’alaikum menjadi sinyal listrik, yang dengan cepat bergerak menuju otak melalui jaringan saraf-saraf pendengaran. Perjalanan di dalam saraf ini berlanjut hingga mencapai pusat pendengaran di dalam otak. Hasilnya, dalam otak manusia, sebagian besar dari triliunan neuron menjadi sibuk menilai data penglihatan dan pendengaran yang diterima.

Dengan cara ini, seseorang menerima dan mengindera salam dari temannya. Sekarang ia membalas salam tersebut. Tindakan berbicara diwujudkan melalui keselarasan sempurna ratusan otot dalam sekejap kurang dari sedetik: pemikiran yang dirancang dalam otak sebagai tanggapan ini dirumuskan ke dalam bahasa. Pusat bahasa otak, yang dikenal sebagai wilayah Broca, mengirimkan sinyal-sinyal ke seluruh otot yang terkait.

Pertama, paru-paru menyediakan "udara panas." Udara panas merupakan bahan baku bicara. Kegunaan utama proses ini adalah penghirupan udara yang kaya oksigen ke dalam paru-paru.

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement