Rabu 06 Dec 2023 11:15 WIB

39 Ayat Alquran Menyebutkan Sifat Gunung, Ini Fakta Ilmiahnya

Allah yang menciptakan gunung-gunung yang tinggi.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
 Ada sekitar 39 ayat dalam Alquran yang menyebutkan  sifat-sifat gunung. Foto:  Gunung Kerinci (ilustrasi).
Foto:

Lebih lanjut Dr. Nadiah Thayyarah menjelaskan bahwa pada 1956 ada pembuktian secara ilmiah bahwa gunung mempunyai akar yang menembus lapisan-lapisan bumi dan memanjang ke bawah hingga mencapai lapisan Sima. Akar ini 5 hingga 10 kali lipat lebih panjang dari tinggi gunung. Metode heliografi dipakai untuk mengetahui seluk-beluk dan gambar akar ini. Semakin tinggi suatu gunung dari permukaan tanah, semakin dalam pula akarnya yang menghujam ke bawah hingga menembus seluruh bagian litosfer dan mengapung di atas astenosfer, yakni lapisan bumi yang semi-cair, lunak, dan bersuhu sangat tinggi. 

Di atas lapisan astenosfer inilah akar gunung mengapung, sebagaimana gunung es yang mengapung di atas perairan samudra. Ini semua mengikuti teori apungan (continental drift). Ketika perapuhan (korosi) atau pengikisan (erosi) terjadi pada puncak gunung, akar gunung akan terangkat naik ke atas hingga keluar dari lapisan astenosfer. Saat itulah gunung akan berhenti bergerak, lalu di bagian dalamnya akan muncul kekayaan-kekayaan material yang mustahil terbentuk kecuali di dalam kondisi-kondisi yang penuh dengan tekanan gas dan suhu panas tinggi. 

Puncak gunung tertinggi di dunia adalah puncak Everest. Ketinggiannya mencapai 9 kilometer, sementara akarnya memanjang hingga kedalaman 135 kilometer ke bawah permukaan bumi. Lapisan kerak, tempat di mana gunung berada, berbentuk keras dan padat, sementara lapisan di bawahnya (Sima) berbentuk lunak dan semi cair. 

Saat bumi berotasi, lapisan kerak pasti bergerak, bergetar, dan berguncang hingga akan menyelip masuk ke bawah lapisan Sima. Pada titik inilah fungsi gunung ditemukan. Ia berperan penting dalam mengikat kedua lapisan supaya tidak terjadi guncangan pada lapisan kerak. Oleh sebab itu, Allah menjadikan gunung memiliki akar yang menghujam masuk ke bagian dalam lapisan Sima. 

Ketebalan maksimal kerak bumi ada di bawah gunung, sementara ketebalan minimalnya ada di bawah samudra. Kebenaran ilmiah ini baru terungkap awal tahun 60-an pada abad ke-20, yaitu saat kalangan ilmuwan menemukan bahwa lempeng-lempeng kerak bumi terus menerus bergerak dan berkelanjutan. 

Litosfer terdiri dari beberapa lempeng yang mempunyai ketebalan sekitar 65 kilometer pada samudra dan sekitar 150 kilometer pada benua. Lempeng-lempeng ini mengapung di atas lapisan semi-cair, lalu berpindah ke atas permukaan bumi (dalam bentuk gunung dan pegunungan) akibat proses rotasi bumi. Pergerakan lempengan-lempengan tersebut mengakibatkan tubrukan antar lempengan. Inilah yang kemudian membentuk rangkaian gunung-gunung yang tinggi. Di sisi lain, tubrukan antar lempengan juga membentuk benua-benua dan daerah-daerah vulkanik. 

“Sangat mengagumkan bila kita mencermati penggunaan kata arsa oleh Alquran saat menyebut pembentukan pengokohan gunung-gunung. Dalam bahasa Arab, kata kerja ini digunakan untuk menyebut kapal laut yang tengah dipancangkan jangkarnya. Jadi gunung seolah seperti kapal laut yang terparkir kukuh di tepian. Sebab, gunung juga mengapung melalui tekanan yang terjadi di akarnya. Kata kerja arsa dan kata rawasiya adalah ungkapan Arab yang sepenuhnya tepat dan selaras dengan pengetahuan-pengetahuan ilmiah modern. Bumi tidak berguncang dan tetap kukuh berkat adanya gunung-gunung,” (Buku Pintar Sains Dalam Alquran: Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah, halaman 493).

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ حَدَّثَنَا الْعَوَّامُ بْنُ حَوْشَبٍ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ أَبِي سُلَيْمَانَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ الْأَرْضَ جَعَلَتْ تَمِيدُ فَخَلَقَ الْجِبَالَ فَعَادَ بِهَا عَلَيْهَا فَاسْتَقَرَّتْ فَعَجِبَتْ الْمَلَائِكَةُ مِنْ شِدَّةِ الْجِبَالِ قَالُوا يَا رَبِّ هَلْ مِنْ خَلْقِكَ شَيْءٌ أَشَدُّ مِنْ الْجِبَالِ قَالَ نَعَمْ الْحَدِيدُ قَالُوا يَا رَبِّ فَهَلْ مِنْ خَلْقِكَ شَيْءٌ أَشَدُّ مِنْ الْحَدِيدِ قَالَ نَعَمْ النَّارُ فَقَالُوا يَا رَبِّ فَهَلْ مِنْ خَلْقِكَ شَيْءٌ أَشَدُّ مِنْ النَّارِ قَالَ نَعَمْ الْمَاءُ قَالُوا يَا رَبِّ فَهَلْ مِنْ خَلْقِكَ شَيْءٌ أَشَدُّ مِنْ الْمَاءِ قَالَ نَعَمْ الرِّيحُ قَالُوا يَا رَبِّ فَهَلْ مِنْ خَلْقِكَ شَيْءٌ أَشَدُّ مِنْ الرِّيحِ قَالَ نَعَمْ ابْنُ آدَمَ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ بِيَمِينِهِ يُخْفِيهَا مِنْ شِمَالِهِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ مَرْفُوعًا إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun telah menceritakan kepada kami Al 'Awwam bin Hausyab dari Sulaiman bin Abu Sulaiman dari Anas bin Malik dari Nabi SAW beliau bersabda: 

"Tatkala Allah menciptakan bumi, maka bumi bergoncang-goncang, kemudian Allah menciptakan gunung-gunung lalu meletakkannya di atas bumi tersebut sehingga bumi menjadi tenang. Dan para malaikat merasa kagum terhadap kerasnya gunung-gunung tersebut. Mereka berkata; wahai Tuhanku, apakah diantara makhlukmu terdapat sesuatu yang lebih keras daripada gunung? Allah berfirman: "Ya, api." Kemudian mereka berkata; wahai Tuhanku, apakah diantara makhlukMu terdapat sesuatu yang lebih keras daripada api? 

 

Allah berfirman: Ya, air. Mereka berkata; wahai Tuhanku, apakah diantara makhlukMu terdapat sesuatu yang lebih keras daripada air? Allah berfirman: ya, angin. Mereka berkata; wahai Tuhanku, apakah diantara makhlukMu terdapat sesuatu yang lebih keras daripada angin? Allah berfirman: Ya, anak Adam. Ia bersedekah dengan sebuah sedekah dengan tangan kanannya dan menyembunyikannya dari tangan kirinya." Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits gharib, kami tidak mengetahuinya sebagai hadits marfu' kecuali dari sisi ini. (HR. Tirmidzi nomor 3291).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement