Jumat 17 Nov 2023 09:11 WIB

Naskah Khutbah Jumat :Memperjuangkan Kemerdekaan Masjid Al Aqsa

Masjid Al Aqsa pernah dijadikan tempat sujud para nabi dan rasul.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Pemandangan masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem dengan jumlah pengunjung yang rendah karena pembatasan, 23 Oktober 2023.
Foto:

Kalau kita beriman kepada qadha dan qadar, percaya kepada takdir Allah, hukum-hukum Allah yang berjalan di alam semesta ini, maka ketahuilah salah satu takdir-Nya yang disebutkan di dalam Al-Quran adalah Allah menubuwatkan bahwasanya Bani Israil akan melakukan kerusakan dua kali di muka bumi kemudian mereka semua akan dihancurkan oleh Allah sebagaimana disebutkan dalam surat al-Isrā` ayat 4-7.

Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.” Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.

Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.

Untuk urusan baik dan buruk, kaya dan miskin, jodoh dan rezeki, maupun kehidupan dan kematian, maka semua ini bagian dari takdir Allah. Sebagaimana kita percaya kepada takdir Allah dalam urusan-urusan ini, maka kita juga harus yakin dengan takdir bahwa Allah akan membinasakan dan menghancurkan kesombongan Bani Israil itu dengan tangan-tangan orang-orang yang bertauhid kepada-Nya.

Mengapa demikian? Perhatikan ayat-ayat tadi, setelah Allah berbicara keunggulan dan kesombongan Bani Israil, Allah menyebutkan radadnā lakumul-karrata ‘alaihim, “Kami yang mengembalikan kalian bisa hebat. Israil tidak hebat, yang bisa membuat mereka hebat itu adalah Allah. Sumber kekuatan itu berada pada Allah, bukan di tangan mereka.”

Setelah itu, Allah menyampaikan wa amdadnākum bi`amwāliw wa banīna wa ja’alnākum aktsara nafīrā. “Kemudian Kami berikan kepada kalian harta dan anak-anak yang sumbernya dari Allah ,.” Kalaulah Allah mau cabut perbendaharan itu dalam sekejap, hal itu sangat bisa terlaksana. “Dan Kami jadikan kalian banyak pengikut yang besar.” Banyak pendukung itu juga kekuatan yang Allah berikan. Kalau Allah mau cabut, bisa saja itu terlaksana. Namun, Allah ingin mengajarkan kepada cara-cara menghancurkan kesombongan mereka di akhir zaman.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.

Kita harus mempersiapkan mental, mempersiapkan diri, mempersiapkan kurikulum, mempersiapkan pendidikan, mempersiapkan kekuatan ekonomi, mempersiapkan kekuatan militer, mempersiapkan kekuatan politik umat Islam di seluruh dunia untuk menghadapi kecongkakan dan kesombongan Bani Israil. Ketika hamba-hamba Allah memiliki kekuatan-kekuatan ekonomi, politik, militer, solidaritas, dan pada saat yang bersamaan mereka memiliki kekuatan tauhid dan kekuatan ubudiyah kepada Allah, yang kokoh, maka saat-saat itulah yang ditunggu-tunggu oleh orang-orang yang beriman.

Mereka, kata Allah, akan menyuramkan wajah-wajah Bani Israil. Hamba-hamba Allah itu akhirnya masuk kembali ke Masjid al-Aqsha sebagaimana dahulu mereka pertama kali memasukinya. Dan mereka ini pula yang akan meruntuhkan kesombongan Bani Israil dengan sehancur hancurnya. Demikianlah kalau kita berbicara tentang kaitan antara rukun iman dengan Masjid al-Aqsha. Untuk itu, mari kembalilah, arahkan wajah, hanya kepada agama Allah.

Tidak ada jalan, tidak ada solusi lain dari persoalan konflik peradaban di atas muka bumi ini, kecuali dengan kita kembali kepada kurikulum pendidikan sebagai seorang Muslimin, yakni Al-Quran al-Karim dan Sunnah Nabi. Semua sudah diterangkan secara gamblang dan jelas. Tinggal bagaimana kita melakukan persiapan-persiapan untuk satu penentuan takdir Allah di akhir zaman: menghancurkan kesombongan Bani Israil.

بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Selanjutnya...

sumber : Buku Khutbah-Khutbah Penyucian Jiwa Bangsa, karya Fahmu Salim, Penerbit Al Fahmu Institut
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement