3. Hafshah binti Umar
Istri Nabi Muhammad SAW yang kisahnya disebutkan dalam Alquran selanjutnya adalah Hafshah binti Umar, khususnya dalam surat Al-Tahrim ayat 3:
وَإِذْ أَسَرَّ النَّبِيُّ إِلَىٰ بَعْضِ أَزْوَاجِهِ حَدِيثًا فَلَمَّا نَبَّأَتْ بِهِ وَأَظْهَرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ عَرَّفَ بَعْضَهُ وَأَعْرَضَ عَنْ بَعْضٍ ۖ فَلَمَّا نَبَّأَهَا بِهِ قَالَتْ مَنْ أَنْبَأَكَ هَٰذَا ۖ قَالَ نَبَّأَنِيَ الْعَلِيمُ الْخَبِيرُ
“Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang istrinya (Hafshah) suatu peristiwa. Maka tatkala (Hafshah) menceritakan peristiwa itu (kepada Aisyah) dan Allah memberitahukan hal itu (pembicaraan Hafsah dan Aisyah) kepada Muhammad lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yang diberitakan Allah kepadanya) dan menyembunyikan sebagian yang lain (kepada Hafsah). Maka tatkala (Muhammad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafsah dan Aisyah) lalu (Hafsah) bertanya: "Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?" Nabi menjawab: "Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah yang Mahamengetahui lagi Mahamengenal."
Dalam ayat ini, Allah SWT mengingatkan suatu peristiwa yang terjadi pada diri Nabi SAW yaitu ketika beliau meminta kepada Hafshah untuk merahasiakan dan tidak memberitahukan kepada siapa pun bahwa beliau pernah meminum madu di rumah Zainab binti Jahsy, lalu bersumpah tidak akan mengulangi hal itu lagi.
Setelah Hafshah menceritakan hal itu kepada Aisyah, Allah SWT lalu memberitahukan kepada Nabi percakapan antara keduanya itu. Nabi SAW kemudian memberitahu Hafshah tentang perbuatannya yang telah menyiarkan rahasia beliau.
Ketika itu Hafshah menjadi heran dan bertanya, "Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?" Dia menyangka bahwa Aisyahlah yang memberitahukan, Nabi SAW menjawab bahwa yang memberitahukan ialah Allah SWT.
4. Ummu Habibah
Ummu Habibah binti Abu Sufyan juga termasuk salah satu istri Nabi Muhammad SAW yang diceritakan dalam Alquran. Ummu Habibah dinikahi Nabi Muhammad SAW setelah kematian suaminya, Ubaidillah bin Jahsy. Namanya disebutkan dalam Surat Al-Mumtahinah ayat 7, di mana Allah SWT berfirman:
عَسَى اللّٰهُ اَنْ يَّجْعَلَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ الَّذِيْنَ عَادَيْتُمْ مِّنْهُمْ مَّوَدَّةًۗ وَاللّٰهُ قَدِيْرٌۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Artinya: “Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang di antara kamu dengan orang-orang yang pernah kamu musuhi di antara mereka. Allah Mahakuasa dan Allah Mahapengampun lagi Mahap Penyayang.” (QS Al-Mumtahina ayat 7)
Muqatil bin Hayyan berkata: "Ayat ini diturunkan tentang Abu Sufyan, di mana Rasulullah SAW menikahi putrinya, dan inilah kasih sayang antara beliau dan dia.”
Baca juga: 10 Peluang Pintu Langit Terbuka Lebar, Doa yang Dipanjatkan Insya Allah Dikabulkan
5. Zainab binti Jahsy
Zainab adalah sepupu Nabi Muhammad SAW dan awalnya merupakan istri dari anak angkat beliau, Zaid bin Haritsah. Zainab kemudian dinikahkan dengan Nabi Muhammad SAW oleh Allah melalui wahyu. Zainab disebutkan dalam Surat Al-Ahzab ayat 37, di mana Allah SWT berfirman:
وَاِذْ تَقُوْلُ لِلَّذِيْٓ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِ وَاَنْعَمْتَ ععَلَيْهِ اَمْسِكْ عَلَيْكَ زَوْجَكَ وَاتَّقِ اللّٰهَ وَتُخخْفِيْ فِيْ نَفْسِكَ مَا اللّٰهُ مُبْدِيْهِ وَتَخْشَى النَّاسَۚ وَاللّٰهُ اَحَقُّ اَنْ تَخْشٰىهُۗ فَلَمَّا قَضٰى زَيْدٌ مِّنْهَا وَطَرًاۗ زَوَّجْنٰكَهَا لِكَيْ لَا يَكُوْنَ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ حَرَجٌ فِيْٓ اَزْوَاجِ اَدْعِيَاۤىِٕهِمْ اِذَا قَضَوْا مِنْهُنَّ وَطَرًاۗ وَكَانَ اَمْرُ اللّٰهِ مَفْعُوْلًا
Artinya: “(Ingatlah) ketika engkau (Nabi Muhammad) berkata kepada orang yang telah diberi nikmat oleh Allah dan engkau (juga) telah memberi nikmat kepadanya, “Pertahankan istrimu dan bertakwalah kepada Allah,” sedang engkau menyembunyikan di dalam hatimu apa yang akan dinyatakan oleh Allah, dan engkau takut kepada manusia, padahal Allah lebih berhak untuk engkau takuti. Maka, ketika Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami nikahkan engkau dengan dia (Zainab) agar tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (menikahi) istri-istri anak-anak angkat mereka, apabila mereka telah menyelesaikan keperluan terhadap istri-istrinya. Ketetapan Allah itu pasti terjadi.” (QS Al-Ahzab: 37)