REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Nabi Daud AS memiliki 99 istri. Tiba-tiba, sebagaimana dinukilkan dari riwayat israiliyat, Nabi Daud tertarik dengan seorang wanita yang sangat cantik kelit dan ingin menggenapkan istrinya menjadi 100.
Nabi Daud pun menanyakannya, ternyata wanita itu sudah mempunyai suami yang sedang di medan pertempuran. Nabi Daud pun mengutus panglima perang agar mengirim Uria (suami wanita tersebut) untuk mengikuti perang lainnya yang lebih dahsyat sehingga akhirnya dia terbunuh. Lalu Nabi Daud menikahinya.
Dikisahkan bahwa Allah SWT lalu mengutus dua malaikat dengan berbentuk manusia, keduanya minta izin untuk bisa bertemu dengan Nabi Daud. Namun saat itu adalah hari ibadah beliau sehingga keduanya dihalangi oleh penjaga, maka keduanya pun melompat pagar, ternyata saat itu Nabi Daud sedang shalat.
Keduanya lalu duduk di hadapannya. Nabi Daud pun terkejut, maka keduanya berkata seperti yang dikisahkan dalam Alquran Surat Sad ayat 22, di mana Allah SWT berfirman:
اِذْ دَخَلُوْا عَلٰى دَاوٗدَ فَفَزِعَ مِنْهُمْ قَالُوْا لَا تَخَفْۚ خَصْمٰنِ بَغٰى بَعْضُنَا عَلٰى بَعْضٍ فَاحْكُمْ بَيْنَنَا بِالْحَقِّ وَلَا تُشْطِطْ وَاهْدِنَآ اِلٰى سَوَاۤءِ الصِّرَاطِ
“Ketika mereka masuk menemui Daud, dia terkejut karena (kedatangan) mereka. Mereka berkata, “Janganlah takut! (Kami) berdua sedang berselisih. Sebagian kami berbuat aniaya kepada yang lain. Maka, berilah keputusan di antara kami dengan hak, janganlah menyimpang dari kebenaran, dan tunjukilah kami ke jalan yang lurus.” (QS Sad [38]:22)
Namun, benarkah Nabi Daud mengutus anak buahnya agar bisa menikahi Istrinya? Dan benarkah Allah SWT mengutus malaikat kepada Nabi Daud?
Dilansir dari Alukah, Imam as-Suyuthi, berkata dalam kitabnya Al-Iklil bahwa kisah yang mereka ceritakan tentang wanita itu dan bahwa Daud menyukainya lalu mengutus suaminya sampai dia terbunuh berasal dari riwayat yang lemah.
Baca juga: Mengapa Malaikat Jibril Disebut Ruh Kudus dalam Alquran?
Semua sanad kisah tersebut bersumber pada Abu Yazid Al Raqqashi, sedangkan dia adalah orang yang sangat lemah bahkan ditinggalkan hadisnya.
"Sungguh aneh bahwa Al Tabari dan komentator lainnya mengatakan hal ini meskipun bukti transmisi dan rasionalnya lemah," jelas penulis artikel di Alukah, Syekh Muhammad Jamil Zainu.
Sementara itu, Ibnu Hazm menyatakan dalam kitab Al-Fashl bahwa apa yang difirmankan Allah SWT atas wewenang Daud adalah benar, dan tidak menunjukkan apa pun yang dikatakan oleh para pencemooh berbohong yang berpegang teguh pada takhayul yang dihasilkan oleh orang-orang Yahudi.
Sebaliknya, yang ditemuinya adalah sekelompok..