Sabtu 04 Nov 2023 05:53 WIB

10 Peluang Pintu Langit Terbuka Lebar, Doa yang Dipanjatkan Insya Allah Dikabulkan  

Doa adalah senjata ampuh orang-orang yang beriman

Rep: Rossi Handayani / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi berdoa. Doa adalah senjata ampuh orang-orang yang beriman
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Seorang hamba itu dapat berdoa kapan saja, dan Allah Ta'ala telah berjanji akan mengabulkan doa dari para hamba-Nya.

Melalui pesan Telegram Ustadz Najmi Umar Bakkar yang diterima Republika.co.id, Sabtu (4/11/2023) mengungkapkan, Allah Ta'ala dan Rasulullah ﷺ telah menginformasikan saat-saat pintu langit itu terbuka, yang mana pada waktu itu apabila suatu doa dipanjatkan, maka peluang yang sangat besar bagi sebuah doa akan dikabulkan, di antaranya :

Baca Juga

 1. Saat berkumandangnya adzan

إذا نُودي بالصلاةِ فُتِّحتْ أبوابُ السماءِ ، واسْتُجيبَ الدعاءُ

"Apabila adzan telah dikumandangkan, maka pintu-pintu langit dibuka dan doa pun diijabah" (HR ath-Thayaalisi dan Abu Ya'laa, hadits dari Anas bin Maalik, lihat Shahih Jaami' ash-Shaghiir no 818)

2. Saat iqamah dikumandangkan

 إذا ثُوِّب بالصلاةِ فُتِحَتْ أبوابُ السماءِ ، و استُجيبَ الدُّعا

"Jika iqamah sholat dikumandangkan, maka pintu-pintu langit dibuka dan doa pun dikabulkan" (HR Ahmad, hadits dari Jaabir, lihat Shahih at-Targhiib no 260)

3. Saat sholat qabliyah Zhuhur

أنَّ رسولَ اللهِ صلَّى اللهُ عليْهِ وسلَّمَ كان يُصلِّي أربعًا بعدَ أن تَزولَ الشَّمسُ قبلَ الظُّهرِ وقال : إنَّها ساعةٌ تُفْتَحُ فيها أبوابُ السَّماءِ ، فأُحِبُّ أن يصعَدَ لي فيها عملٌ صالِحٌ

"Bahwasanya Rasulullah ﷺ itu sholat empat rakaat setelah matahari itu tergelincir sebelum shalat zhuhur, lalu beliau pun bersabda, "Inilah waktu di mana pintu-pintu langit dibuka, maka aku pun ingin ada amal salehku yang naik pada saat itu." (HR Ahmad dan at-Tirmidzi, hadits dari Abdullah bin as-Sa'ib, Shahih at-Targhib no 587)

مَنْ حَافَظَ عَلَى أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَأَرْبَعٍ بَعْدَهَا حَرُمَ عَلَى النَّارِ

"Barangsiapa menjaga empat rakaat sebelum Zhuhur dan empat rakaat sesudahnya, Allah mengharamkan atasnya api Neraka" (HR Ahmad, Abu Dawud, & at-Tirmidzi, hadits Ummu Habibah, Shahih at-Targhib 584)

4. Saat menanti di antara dua sholat

Abdullah bin ‘Amr رضي الله عنه berkata, "Kami sholat maghrib bersama Rasul ﷺ, dan di antara kami ada yang pulang dan ada juga mereka yang tetap berada di masjid. Lantas tiba-tiba Rasul ﷺ datang tergesa-gesa dan nafasnya pun tersengal-sengal sambil mengangkat kainnya sehingga terlihatlah lututnya. Beliau صلى الله عليه و سلم bersabda : 

 أَبْشِرُوا هَذَا رَبُّكُمْ قَدْ فَتَحَ بَابًا مِنْ أَبْوَابِ السَّمَاءِ يُبَاهِي بِكُمُ الْمَلاَئِكَةَ يَقُولُ انْظُرُوا إِلَى عِبَادِي قَدْ قَضَوْا فَرِيضَةً وَهُمْ يَنْتَظِرُونَ أُخْرَى

 "Bergembiralah kalian ! Ini Rabb kalian telah membuka salah satu pintu dari pintu-pintu langit, Dia membanggakan kalian di hadapan para Malaikat seraya Dia pun berfirman : "Lihat kepada para hamba-Ku, mereka telah menunaikan shalat yang fardhu dan mereka sedang menunggu (sholat) yg berikutnya." (HR Ibnu Majah no 801 dan Ahmad II/186, Shahih at-Targhib no 445 dan Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no 661)

Baca juga: Semangka yang Jadi Simbol Perlawanan Rakyat Palestina Disebutkan dalam Alquran?

 5. Saat di pertengahan malam

 تُفْتَحُ أَبْوَابُ السَّمَاءِ نِصْفَ اللَّيْلِ فَيُنَادِي مُنَادٍ : هَلْ مِنْ دَاعٍ فَيُسْتَجَابَ لَهُ ؟ هَلْ مِنْ سَائِلٍ فَيُعْطَى ؟ هَلْ مِنْ مَكْرُوبٍ فَيُفَرَّجَ عَنْهُ ؟ فَلا يَبْقَى مُسْلِمٌ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ إِلا اسْتَجَابَ الله لَهُ إِلا زَانِيَةٌ تَسْعَى بِفَرْجِهَا أَوْ عَشَّارٌ

 "Pintu-pintu langit dibuka di pertengahan malam, lalu ada penyeru yang berseru : "Adakah orang yang berdoa, sehingga doanya itu akan dikabulkan? Adakah orang yang meminta, sehingga dia pun akan diberi ? Adakah orang yang dalam kesulitan, hingga ia akan diberi jalan keluar darinya ? Maka tiada seorang muslim yang berdo'a dengan sebuah doa, melainkan Allah akan mengabulkan doanya kecuali pelacur yang menjual dirinya atau 'asysyaar" (seorang yang mengambil harta manusia dengan batil dengan memanfaatkan kekuasaan dan kedudukannya, seperti orang yg melakukan pungutan liar dengan cara minta upeti/cukai, pajak 1/10)." (HR Ahmad dan ath-Thabrani, hadits dari Utsman bin Abil 'Aash, lihat Shahih at-arghib wa at-Tarhib no 786)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement