Selasa 24 Oct 2023 03:05 WIB

Keutamaan Menangis dalam Doa dan Saat Mengingat Allah

Allah menguji orang beriman.

Ilustrasi Muslimah
Foto:

Banyak hadits yang diriwayatkan dari Nabi Saw tentang dzikir. Sebab dzikir adalah yang menghubungkan seseorang dengan Allah sepanjang hari.

Abu Hurairah berkata bahwa Nabi Saw bersabda, bahwa Allah Swt berfirman, "Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian (di dalam hatinya), Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat), dan jika dia mendekat kepada-Ku dengan sejengkal telapak tangan, Aku mendekatinya satu hasta, dan jika dia mendekati-Ku dengan satu hasta, Aku mendekatinya dengan ruang (yang ditutupi oleh) dua tangan. Dan jika dia berjalan ke arah-Ku, Aku bergegas ke arahnya." (Muslim dan At-Tirmidzi)

Dalam mengingat Allah secara pribadi, Ibnu Hajar mengatakan orang demikian di antara tujuh golongan yang berada di bawah naungan Allah adalah orang yang mengingat Allah, baik di dalam hatinya atau dengan menyebut-Nya dengan lantang.

Ketika dia sendirian, berarti itu paling jauh dari rasa pamer. Yang dimaksud di sini adalah tidak ada gangguan, maka dia tidak memperhatikan apa-apa selain Allah. Sementara itu, matanya penuh dengan air mata.

Mohsen mengatakan, sebagai seorang Muslim, ketika bencana menimpanya, maka ia haruslah mengeluh hanya kepada Allah dan meminta belas kasih-Nya. Seperti halnya Nabi Ayyub yang diuji banyak cobaan. Dia diuji dengan penyakit, kehilangan harta benda dan anak-anaknya. Nabi Ayyub duji bukan karena dosa yang dilakukannya, tetapi karena alasan yang hanya diketahui oleh Allah.

Para ulama memandang bahwa Nabi Ayyub diuji untuk mengangkatnya ke status tinggi berdasarkan kesabarannya. Sebagai disebutkan dalam Alquran surat 38 ayat 44, yang berbunyi, "Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-nya)."

Terlepas dari semua cobaan ini, Nabi Ayyub tidak pernah mengeluh kepada siapa pun. Dia hanya berdoa kepada Allah dan meminta belas kasihan-Nya. "Dan ingatlah˺ ketika Ayub berseru kepada Tuhannya, "Aku telah ditimpa musibah, dan Engkau Maha Penyayang dari semua penyayang." (QS. 21:83)

Mohsen mengatakan, yakinlah selalu bahwa kemudahan akan datang setelah setiap kesulitan. Berdasarkan itu, kita dapat dengan aman mengatakan tidak ada salahnya meminta bantuan Allah ketika berada dalam kesulitan. Mengeluh kepada Allah dikatakannya adalah haluan normal orang yang beriman.

Menangis sambil berdoa...

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement