REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pusat Pengkajian dan Fatwa Elektronik Al-Azhar Kairo Mesir memberikan penjelasan soal mengapa kiblat dipindah dari sebelumnya di Masjid Al Aqsa ke Ka'bah di Masjidil Haram, Makkah Arab Saudi.
Dalam penjelasannya disebutkan disebutkan beberapa hikmah sebagai berikut:
1. Perubahan kiblat tersebut adalah untuk menguji orang-orang beriman terkait apakah mereka mematuhi perintah Allah SWT dan Rasul-Nya.
Bagi orang beriman, perpindahan kiblat ini merupakan perintah Allah SWT dan mematuhinya adalah wujud ketakwaan mereka kepada-Nya.
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
"Rasul telah beriman kepada Alquran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali." (QS Al Baqarah ayat 285)
2. Sedangkan untuk orang-orang musyrik, yang terjadi justru sebaliknya. Perubahan kiblat tersebut justru tetap membuat mereka tetap kafir dan menaikkan kekafiran mereka serta tetap pada sikap keras kepala
Baca juga: Ini Peperangan yang Dimenangkan Romawi Sebagaimana Dikabarkan Alquran Surat Ar Rum
3. Perubahan kiblat ini juga untuk memastikan eratnya hubungan antara Masjidil Haram dan Masjid Al-Aqsa. Masjidil Haram adalah rumah pertama yang ditempatkan di Bumi untuk beribadah kepada Allah SWT, dan yang kedua adalah Masjid Al-Aqsa.
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رضي الله عنه قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ مَسْجِدٍ وُضِعَ فِي الْأَرْضِ أَوَّل؟ قَالَ: «الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ» قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: «الْممَسْجِدُ الْأَقْصَى» قُلْتُ: كَمْ بَيْنَهُمَا؟ قَالَ: أَرْبَعُونَ سَنَةً، وَأَيْنَمَا أَدْرَكَتْكَ الصَّلَاةُ، فَصَلِّ، فَههُوَ مَسْجِدٌ
Artinya, “Dari Abu Dzar –radhiyallahu anhu- berkata, “Wahai Rasulullah, masjid mana yang pertama kali di bangun dimuka bumi? Rasulullah SAW menjawab, “Masjidi Haram” Saya berkata, “Kemudian, masjid mana?” Beliau menjawab, “Masjidil Aqsa.” Saya bertanya, “Berapa jarak waktunya?” Rasulullah SAW menjawab, “40 tahun, dan di mana saja kamu mendapati waktu sholat masuk, maka sholatlah, karena (seluruh bumi) ini masjid.” (HR Muslim)
4. Selanjutnya, perubahan kiblat dari Masjid Al Aqsa ke Masjidil Haram juga untuk menekankan moderasi Umat Islam dalam hal pemikiran dan praktik
Imam Mawardi dalam kitab Tafsirnya menjelaskan, ada di posisi tengah adalah bagian dari sikap terhadap suatu perkara. Kaum Muslimin ada di tengah dalam beragama, tidak berlebihan dan tidak pula lalai.
Sumber: masrawy