Rabu 04 Oct 2023 14:09 WIB

Kandungan Hadits Qudsi: Pikiranmu adalah Nasibmu

Nabi Muhammad SAW telah memberi nasihat tentang optimisme.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Ulama hadits (ilustrasi)
Foto: Blogspot.com
Ulama hadits (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang mungkin berpikir tentang dirinya yang lemah dan tidak mampu mengubah keadaannya yang sedang terpuruk. Padahal sejatinya Nabi Muhammad SAW telah memberi nasihat tentang optimisme, yang menunjukkan bahwa pikiranmu adalah nasibmu.

Lalu apa maksud dari ungkapan tersebut? Ini didasarkan pada hadits qudsi yang makna atau kandungan di dalamnya menandakan bahwa memang pikiran seseorang menentukan apa yang akan terjadi pada dirinya.

Baca Juga

عن أبي هريرة رضي الله عنه مرفوعاً: «قال الله عز وجل : أنا عند ظنِّ عَبدي بي، وأنا معه حيث يَذكُرني، والله، لَلَّه أَفرَحُ بِتَوبَةِ عَبدِهِ مِنْ أَحَدِكُم يَجدُ ضَالَّتَهُ بالفَلاَة، وَمَنْ تَقَرَّب إِلَيَّ شِبْرًا، تقرَّبتُ إليه ذِرَاعًا، ومن تقرب إلي ذِراعًا، تقربت إليه بَاعًا، وإذا أَقْبَلَ إِلَيَّ يمشي أَقْبَلْتُ إِلَيهِ أُهَرْوِلُ». متفق عليه

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, "Allah 'Azza wa Jalla berfirman, 'Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Aku bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Demi Allah, Allah lebih senang dengan taubat hamba-Nya daripada seorang dari kalian yang menemukan barangnya yang hilang di padang pasir. Siapa mendekat kepada-Ku satu jengkal, Aku mendekat kepadanya satu hasta. Siapa yang mendekati-Ku satu hasta, Aku mendekatinya satu depa. Jika ia datang menghadap sambil berjalan, Aku datang kepadanya sambil berlari kecil'." (HR. Bukhari dan Muslim)

Nabi Yunus AS pernah terjebak dalam perut ikan paus dan dia berhasil keluar dari sana melalui pikirannya dengan memuji Allah SWT dan bertaubat kepada-Nya. Nabi Yunus mengucapkan:

لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

"Laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minazh zhaalimii."

Artinya: "Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk di antara orang-orang yang berbuat aniaya."

Begitu pun Nabi Yusuf AS, ketika dia dijebloskan ke dalam penjara. Namun saat itu dia tidak menggerutu atau kecewa atas ketetapan Allah SWT kepada dirinya. Justru Nabi Yusuf AS berprasangka baik atas keterpurukan yang dialaminya saat itu.

Kisah tersebut terekam dalam Alquran yakni Surat Yusuf ayat 33:

"Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh". (QS. Yusuf ayat 33)

Berdasarkan hal tersebut, sejatinya Allah SWT menyerukan kepada para hamba-Nya untuk mengendalikan pikiran, karena melalui pikiran-pikiran itulah, nasib mereka ditentukan.

Sebagian orang mungkin membiarkan pikirannya untuk terjerumus dalam kemaksiatan atau sesuatu yang akan menimbulkan murka Allah SWT. Mereka kemudian yakin akan mampu memperbaiki hal tersebut dan kembali kepada Allah SWT. Jelas ini dilarang.

Karena pikiran adalah sekumpulan muatan dan emosi yang mengalir dari pikiran ke hati, atau mungkin sebaliknya. Ini adalah bisikan jahat yang bersumber dari setan. Dengan demikian, ketika menghadapi masalah, seseorang harus sadar dia tidak sedang menghadapi masalah tersebut tetapi justru sedang menghadapi pikirannya.

Sumber:

https://www.youm7.com/story/2018/7/24/%D8%AF-%D8%B9%D9%81%D8%A7%D9%81-%D8%A7%D9%84%D8%AD%D8%A8%D8%A7%D9%83-%D9%8A%D9%83%D8%AA%D8%A8-%D8%A7%D9%84%D8%A5%D9%86%D8%B3%D8%A7%D9%86-%D9%85%D8%AC%D9%85%D9%88%D8%B9%D8%A9-%D9%85%D9%86-%D8%A7%D9%84%D8%A3%D9%81%D9%83%D8%A7%D8%B1/3884476

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement