Makuch percaya bahwa eksperimen yang dilakukan pada tahun 1970-an dengan menambahkan air ke tanah Mars bisa menenggelamkan kehidupan apa pun yang mungkin ada di sana. Tes tersebut, yang dikenal sebagai eksperimen Edisi Viking, adalah salah satu dari tiga eksperimen biologis yang dilakukan oleh pendarat Viking di Mars pada 1976.
Eksperimen tersebut dirancang untuk mendeteksi keberadaan mikroorganisme di tanah Mars dengan mengukur pelepasan karbon dioksida radioaktif dari sampel tanah yang dicampur dengan larutan nutrisi.
Teorinya adalah, jika ada kehidupan di Mars, mikroorganisme akan mengonsumsi nutrisi dan melepaskan karbon radioaktif dalam bentuk gas. Schultz-Makuch meyakini, air yang mengandung larutan nutrisi di dalam tanah mungkin terlalu cair dan kehidupan apa pun akan mati setelah beberapa saat.
Misi Viking NASA mendarat di Mars pada 20 Juli dan 3 September 1976. Investigasi dilakukan di dua lokasi pendaratan (Viking 1) dan (Viking 2), dan di kedua lokasi tersebut percobaan menunjukkan hasil positif yang menunjukkan pelepasan karbon dioksida radioaktif dari sampel tanah.
Namun penafsiran hasil ini masih kontroversial, karena beberapa ilmuwan percaya bahwa hasil positif tersebut disebabkan oleh keberadaan mikroorganisme di tanah Mars.
Baca juga: 8 Fakta tentang Istana Supermegah Firaun yang Diabadikan Alquran
Sementara yang lain percaya hasil tersebut disebabkan oleh proses non-biologis, seperti proses biologis oksidasi senyawa organik oleh tanah Mars.
Lebih lanjut Schulz-Makuch menjelaskan, para ilmuwan Zaman Viking memiliki sedikit pemahaman tentang lingkungan Mars. Karena Bumi adalah planet berair, masuk akal jika penambahan air dapat menyebabkan munculnya kehidupan di lingkungan Mars yang sangat kering.
Dia menjelaskan bagaimana di tempat yang sangat kering di Bumi, seperti Gurun Atacama di Chili, terjadi evolusi bertahap dalam bentuk kehidupan seiring dengan semakin keringnya habitat.