Selasa 26 Sep 2023 19:06 WIB

Tata Cara Sholat Istisqa untuk Memohon Hujan di Musim Kemarau

Sholat Istisqa adalah sholat yang dilaksanakan untuk memohon hujan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Santri melaksanakan sholat Istisqa atau sholat minta hujan di lapangan Universitas Hasyim Asy
Foto: Antara/Syaiful Arif
Santri melaksanakan sholat Istisqa atau sholat minta hujan di lapangan Universitas Hasyim Asy

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Musim kemarau tahun ini sudah mulai berlangsung sejak Maret 2023 lalu, dan titik puncaknya terjadi pada Agustus-September 2023. Sejumlah daerah di Indonesia pun mengalami kekeringan, sehingga umat Islam disarankan untuk melaksanakan sholat Istisqa’.

Sholat Istisqa’ adalah sholat yang dilaksanakan untuk memohon hujan kepada Allah SWT karena kemarau berkepanjangan. Sholat ini dilakukan secara berjamaah dan dilaksanakan sebanyak dua rakaat.

Baca Juga

Berikut niat sholat Istisqa’:

أُصَلِّي سُنَّةَ الإِسْتِسْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا/مَأْمُوْمًا لِلَّهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatal istisqa'i rak’ataini makmuman lillahi ta'ala.

Artinya: “Aku menyengaja melaksanakan shalat sunnah minta hujan dua rakaat sebagai makmum karena Allah.”

Merujuk buku “Buku Pintar Muslim dan Muslimah” karya Rina Ulfatul Hasanah, berikut tata cara melaksanakan sholat Istisqa’:

1. Sebelum melakukan shoalt Istisqa’, imam memerintahkan umat Islam yang hendak melakukan sholat ini untuk berpuasa selama tiga hari sebelumnya.

Selama itu, umat Islam juga dianjurkan beramal sholeh, seperti sedekah, taubat dari segala dosa, berdamai dengan musuh, dan melepaskan diri dari kezaliman.

2. Pada hari yang sudha ditentukan, semua umat Islam hendaknya keluar rumah menuju tanah lapang untuk melaksanakan sholat Istisqa’. Bahkan, binatang ternak pun turut serta dibawa ke tanah lapang.

Saat menuju tanah lapang, sebaiknya jamaah juga mengenakan pakaian sederhana, tidak memakai wewangian, dan tidak berhias.

3. Melakukan sholat Istisqa’ sebanyak dua rakaat dipimpin seorang imam. Pada rakaat pertama, setelah membaca surat Al-Fatihah, imam dianjurkan membaca surat Al-A’la. Sedangkan pada rakaat kedua membaca surat Al-Ghasiyah.

4. Setelah sholat kemudian dilanjutkan dengan khutbah yang disampaikan khatib sebanyak dua khutbah. Pada khutbah pertama dimulai dengan membaca istighfar sembilan kali. Sedangkan pada khutbah kedua dimulai dengan membaca istighfar tujuh kali.

5. Setelah khutbah selesai, imam dan seluruh jamaah menghadap kiblat dan berdoa memohon hujan. Berikut doa yang bisa dibaca:

اللَّهُمَّ أَغِثْنَا ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا. اَللَّهُمَّ أَسْقِنَا، اَللَّهُمَّ أَسْقِنَا، اَللَّهُمَّ أَسْقِنَا

Bacaan latin: Allahumma agitsnaa, allahumma agitsnaa, allahumma agitsnaa. Allhumma asqinaa, allahumma asqinaa, allahumma asqinaa.

 

Artinya: "Ya Allah, tolonglah kami, Ya Allah tolonglah kami, Ya Allah tolonglah kami. Ya Allah siramilah kami, Ya Allah siramilah kami, Ya Allah siramilah kami.”

اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ

Bacaan latin: Allahummasqinal ghaitsa wa laa taj’alna minal qaanithiin.

Artinya: “Ya Allah, tumpahkanlah hujan kepada kami, dan jangan jadikan kami golongan orang-orang yang berputus asa.”

 

اَللَّهُمَّ أَسْقِنَا غَيْثًا مُغِيْثًا مَرِيْئًا مَرِيْعًا، نَافِعًا غَيْرَ ضَارٍّ، عَاجِلاً غَيْرَ آجِلٍ

Bacaan latin: Allahummasqinaa ghaitsam mughiitsam marii-am marii'an naafi'an ghaira dharrin 'aajilan ghaira aajil

Artinya: "Ya Allah, berilah kami hujan yang merata, menyegarkan tubuh, menyubutkan tanaman, bermanfaat, dan tidak membahayakan. Kami mohon hujan secepatnya, tidak ditunda-tunda," (HR Abu Dawud).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement