Kamis 21 Sep 2023 07:15 WIB

3 Waktu Disunnahkan Membaca Ayat Kursi dan Keutamaannya 

Baca ayat kursi memiliki banyak keutamaan, ayat mengandung makna yang penuh inspirasi

Rep: Rossi Handayani/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi Muslim zikir ayat kursi.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Ilustrasi Muslim zikir ayat kursi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ayat kursi memiliki keutamaan yang dapat dibaca dalam tiga keadaan. Salah satu keadaannya yakni setelah shalat wajib, disebutkan dalam hadits bahwa membaca ayat kursi dapat memasukkan muslim ke dalam surga.

Dikutip dari buku Tajwid Lengkap Asy-Syafi'i karya Abu Ya'la Kurnaedi, berikut tiga keadaan yang disunnahkan dalam membaca ayat kursi:

Baca Juga

Pertama, setelah shalat wajib yang lima waktu 

Rasulullah ﷺ bersabda,

من قرأ آية الكرسي دبر كل صلاة مكتوبة لم يمنعه من دخول الجنة إلا الموت 

"Barang siapa yang membaca ayat kursi setelah setiap kali shalat wajib, niscaya tidak ada yang menghalanginya untuk masuk surga kecuali kematian (yakni dia akan masuk surga setelah meninggal dunia)" (As-Silsilah ash-Shahihah).

Kedua, dzikir pada waktu pagi dan petang

Dari Ubay bin Ka'ab Radhiyallahu Anhu : bahwa ada jin (syaitan) yang berkata kepadanya: 

"Apabila kamu membaca ayat Kursi pada pagi hari, maka kamu akan dilindungi dariku sampai petang, dan apabila kamu membacanya pada waktu petang (sore hari), maka kamu akan dilindungi dariku sampai waktu pagi (esok harinya)".

Ubay Radhiyallahu Anhu berkata: Aku pun pergi menemui Rasulullah ﷺ, kemudian aku mengabarkan kepada beliau hal tersebut, dan beliau bersabda: "Makhluk yang buruk itu berkata jujur".

Ketiga, ketika hendak tidur

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, bahwasanya setan berkata,

"Apabila kamu hendak tidur, maka bacalah ayat Kursi dari awal sampai akhirnya; yaitu ayat Allaahu laa ilaaha illa huw al hayyul qayyum". Kemudian syaitan itu berkata kepadaku: "Niscaya penjagaan Allah senantiasa menyertaimu, dan syaitan tidak akan sanggup mendekatimu sampai waktu pagi".

Para Sahabat adalah orang-orang yang paling bersemangat atas kebaikan, dan ketika dia mengabarkan hal ini kepada Nabi ﷺ beliau bersabda: "Dia (syaitan itu) berkata jujur kepadamu, padahal dia adalah pendusta" (HR Al-bukhari).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement