Sabtu 16 Sep 2023 18:54 WIB

5 Hadits tentang Silaturahmi dan Hubungan Baik ke Tetangga

Beberapa hadits berikut ini berisikan silaturahmi dan keutamaannya.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi ngaji hadits.
Foto: afkn
Ilustrasi ngaji hadits.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam menaruh perhatian yang besar untuk perkara hubungan sosial. Nabi Muhammad SAW juga telah memperingatkan agar umatnya tidak memutus ikatan tali silaturahmi. Bahkan dalam salah satu hadits, ada hubungannya antara silaturahmi dan rezeki.

Beberapa hadits berisi tentang silaturahmi dan keutamaannya, jalinan hubungan yang baik dengan tetangga. Berikut ini lima hadits tentang silaturahmi, manfaatnya dan hubungan baik dengan tetangga.

Baca Juga

1. Rezeki Dilapangkan karena Jaga Silaturahmi

 َعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( مَنْ أََحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ فِي رِزْقِهِ, وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ, فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ )  أَخْرَجَهُ اَلْبُخَارِيُّ  

Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang ingin dilapangkan rizekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya ia menghubungkan tali kekerabatan." (HR. Bukhari)

2. Orang yang Memutus Silaturahmi Tidak Masuk Surga

 َوَعَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( لَا يَدْخُلُ اَلْجَنَّةَ قَاطِعٌ )  يَعْنِي قَاطِعَ رَحِمٍ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Jubair bin Muth'im RA, Rasulullah SAW bersabda, "Tidak akan masuk surga seorang pemutus, yaitu pemutus tali kekerabatan." (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Sayangi Tetangga Seperti Menyayangi Diri Sendiri

 َوَعَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه عَنْ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( وَاَلَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ لِجَارِهِ - أَوْ لِأَخِيهِ- مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Anas bin Malik RA, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang hamba (dikatakan) beriman sampai dia mencintai tetangganya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement