Sabtu 09 Sep 2023 10:22 WIB

Bukan Pembakaran, Ini Serangan Yahudi-Nasrani yang Lebih Berbahaya Terhadap Alquran

Oknum Yahudi dan Nasrani telah lancarkan serangan terhadap Alquran

Ilustrasi unjuk rasa bela Alquran. Oknum Yahudi dan Nasrani telah lancarkan serangan terhadap Alquran
Foto:

Cara-cara kasar dalam menyerang Alquran seperti itu kemudian disadari tidak banyak membawa hasil. 

Umat Islam tidak tergoyah kan keyakinannya terhadap ke benaran dan keotentikan Alquran. Sejak abad ke-19, mulai muncul bentuk baru dalam penyerangan Alquran. Caranya lebih halus dan berbungkus metode ilmiah (scientific method). 

Salah satu pelopor dalam studi ini adalah Abraham Geiger, seorang tokoh Yahudi liberal. Ia menulis buku What did Muhammad borrow from Judaism (Apa yang Muhammad pinjam dari Yahudi). 

Kata Geiger, Banyak kata dalam Alquran berasal dari bahasa Hebrew (Ibrani). Karena itu, Alquran terpe ngaruh agama Yahudi. 

Cara pandang Yahudi-Kristen dalam Studi Bibel kemudian di aplikasikan dalam studi Alquran. Ber bagai penelitian tentang Alquran  dengan kerangka pikir Yahudi-Kristen diaplikasikan, ter utama dalam studi-studi teks Alquran. 

Theodore Nöldeke (m. 1930) memenangkan sebuah kompetisi penulis an sejarah kritis tekstualitas Alquran pada 1857. 

Karyanya diterbitkan pada 1860 dengan judul Ges chichte des Qorans. Edisi kedua dari buku itu kemudian dilanjutkan muridnya, Friedrich Schwally, sedangkan edisi ketiganya ditulis oleh Gotthelf Bergsträsser dan Otto Pretzl. 

Baca juga: Bagaimana Laut Merah Bisa Terbelah oleh Tongkat Nabi Musa? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Ges chichte des Qorans, yang di kerjakan beramai-ramai dalam kurun waktu puluhan tahun, hingga kini masih menjadi referensi penting dalam pembahasan sejarah kritis penyusunan Alquran di kalangan orientalis.

Dengan semangat untuk membuktikan ketidakotentikan Alquran, Gustav Flügel menerbitkan sebuah mushaf tandingan’ sebagai hasil kajian filologi yang dilakukannya. 

Mushhâf’ itu kemudian di namakan Corani Textus Arabicus. Kemudian datanglah Arthur Jeffery, seorang orientalis berkebangsaan Australia yang meneruskan usaha Bergsträsser dan Pretzl. Jeffery ber tekad merestorasi teks Alquran berdasarkan bacaan-bacaan dalam beberapa mushhâf tandingan’ (rival codices). 

 

Hanya saja, proyek Jeffery terpaksa dihentikan karena perpustakaannya dibom oleh pasukan Se kutu pada Perang Dunia II.   

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement