Kaum Muslimin jam’ah Jum’at yang kami hormati
Cukup ayat diatas menjadi dasar pemahaman penyadaran bagi kita. Sering pula kita saksikan bagaimana perjalanan seseorang mnuju kematiannya. Berbagai macam nampak keadaannya. Sedangkan kita yabg hidup tidak mengerti dengan yang dirasakan.
Namun, kita sebagai orang yang beriman percaya betapa sakitnya derita orang sedang dicabut nyawanya. Maka marilah sejenak kita buka kembali sejarah kematian Nabi Idris.
Nabi Idris: Wahai Malaikat Izroil. Lantas apa maksud kedatangan Engkau kemari? Adakah Engkau ingin mencabut nyawaku?
Malaikat Izroil: Tidak Idris. Saya datang memang untuk mengunjungimu, karena saya rindu dan Allah mengizinkan Saya.
Nabi Idris: Wahai Izroil. Saya punya satu permintaan dan tolong kabulkan. Tolong cabut nyawa saya. Dan minta izin ke Allah untuk mengembalikan nyawa saya. Saya hanya ingin merasakan sakaratul maut yang banyak orang katakan sangat dahsyat.
Malaikat Izroil: Sesungguhnya saya tidaklah mencabut nyawa seseorang pun, melainkan hanya dengan izin Allah.
Kemudian Allah mengabulkan permintaan Sang Nabi. Dan Malaikat Izroil pun mencabut nyawa Nabi Idris saat itu juga. Malaikat Izroil menangis melihat sahabatnya merasakan kesakitan. Setelah mati, Allah menghidupkan kembali Nabi Idris.