REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Manusia yang berkhianat pada kesepakatan yang telah dibangun atau terhadap amanah yang diberikan, maka akan menemui kemalangan. Ini karena Allah Subhanahu wa Ta'ala dan RasulNya tidak menyukai orang-orang yang berkhianat.
Rasulullah bersabda: Barangsiapa berkhianat kepada teman kerja samanya, dalam hal temannya telah mengamanatkan padanya dan meminta ia untuk menjaga terhadap sesuatu. Maka aku (Nabi) itu lepas tangan dari orang yang khianat. (HR. Abu Ya'la dan Baihaqi)
Maksud Nabi SAW berlepas tangan adalah bahwa kelak di hari kiamat, Nabi SAW tidak akan mempedulikan orang-orang yang berkhianat. Maka dari itu ketika Anda menjalin kerja sama untuk suatu bisnis, jagalah kesepakatan yang telah dibangun dan jangan sekali-kali berkhianat.
Sebab khianat akan menghancurkan hubungan dan membuat orang lain menjadi tidak percaya. Begitupun ketika Anda diberi amanat berupa jabatan dalam pemerintahan maka jangan sekali-kali berkhianat dengan melakukan korupsi.
Orang yang berkhianat sejatinya tengah menutup pintu-pintu keberkahan dan rahmat Allah baginya. Sebab semakin dia sering berkhianat semakin banyak orang yang tidak akan mempercayainya.
وَرَوَى أَبُوْدَاوُدَوَالْحَاكِمُ وَصَحَّحَهُ يَقُوْلُ اللَّهُ اَنَاثَالِثُ الشَّرِيْكَيْنِ مَالَمْ يَخُنْ أَحَدُ هُمَاصَاحِبَهُ فَاِذَاخَانَ خَرَجْتُ مِنْ بَيْنِهِمَازَادَرَزِيْنٌ وَجَاءَالشَّيْطَانُ
Diceritakan Abu Dawud dan Imam Hakim dan mensahihkan Imam Hakim. Allah berfirman: Aku yang ketiga dari dua orang yang menjalin kerja sama. Selagi tidak berkhianat salah satu di antara mereka kepada temannya. Apabila telah berkhianat seseorang, maka Aku keluar dari keduanya. Dan menambahi imam Razin: dan datanglah setan.