Jumat 25 Aug 2023 04:10 WIB

Naskah Khutbah Jumat: Mengisi Kemerdekaan dengan Karya

Menjadi tugas dan giliran kita untuk mengisi kemerdekaan dengan karya dan budaya.

Sejumlah warga membentangkan bendera bertemakan Langkaplancar Berkibar Untuk Indonesia di Sirkuit Serdadu, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Sabtu (19/8/2023). Kirab Bendera Merah Putih sepanjang 4.000 meter dan 1.500 tiang bendera itu digelar oleh warga secara swadaya dalam rangka memeriahkan HUT ke-78 RI.
Foto:

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Ketuhanan Yang Maha Esa adalah pengakuan akan adanya kekuasaan di atas seluruh kekuasaan manusia. Tidak lain dan tidak bukan, sila pertama ini menunjukkan makna tauhid dalam pandangan kita umat Islam. Allah SwT berfirman,

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِى ٱلسَّمَآءِ (24) تُؤْتِىٓ أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍۭ بِإِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ ٱللَّهُ ٱلْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ (25)

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit (24) pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat (25).

Merujuk pada QS. Ibrahim: 24-25 di atas, disebutkan dengan istilah kalimatan thayyibatan, yang para ulama menafsirkan dengan kalimat tauhid. Ia digambarkan bagaikan pohon yang baik. Di antara cirinya ialah, akarnya kokoh menghunjam bumi, cabang, ranting dan dahannya lebat menjulang ke langit. Kemudian pohon itu juga berbuah secara teratur atas izin Allah SwT, sehingga banyak memberikan manfaat bagi siapapun.

Tauhid yang kita maksud tentu bukan sekedar meyakini bahwa semesta raya ini ada yang menciptakan dan mengatur, sebab orang kafir (Quraisy) pun mengamini hal itu. Tauhid juga meliputi peribadatan yang hanya ditujukan kepada Allah SwT, Tuhan Yang Maha Esa, yang menjadi tempat bergantung seluruh makhluk, yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan; tiada apapun atau satupun yang sekufu atau setara dengan-Nya.

Dengan demikian, keberadaan kita di muka bumi ini ialah dalam rangka mengadi kepada-Nya. Wa maa kholaqtul-jinna wal-insa illaa liya’buduun. Bahwasanya tidaklah diciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Mengabdi melalui tugas sebagai khalifah di muka bumi, yang menjaga, merawat, dan mengelola bumi untuk kemaslahatan umat manusia hingga generasi berikutnya.

sumber : https://web.suaramuhammadiyah.id/2023/08/24/mengisi-kemerdekaan-dengan-karya/
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement