Selasa 22 Aug 2023 18:42 WIB

Sedekah Bacaan Alquran dan Doa Jadi Anugerah untuk Ahli Kubur 

Sedekah itu tidak hanya dalam berbentuk harta.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Warga Pangkalpinang melakukan ziarah kubur sebelum menggelar tradisi sedekah ruwahan (ilustrasi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Warga Pangkalpinang melakukan ziarah kubur sebelum menggelar tradisi sedekah ruwahan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Jumhur ulama sepakat bahwa sedekahnya orang yang hidup untuk orang yang sudah meninggal dunia diperbolehkan. Bahkan disebutkan pahala sedekah itu juga sampai kepada orang yang telah meninggal dunia. Namun demikian bentuk sedekah yang dimaksud tidak harus selalu dengan bersedekah harta. 

Ahli waris atau orang yang masih hidup dapat bersekah kepada orang yang telah meninggal dengan membacakan Alquran, doa, dan istighfar. Begitu juga pendapat Imam Qurthubi dalam kitab at Tadzkirah. 

Baca Juga

قلت : أصل هذا الباب: الصدقة التي لا اختلاف فيها ، فكما يصل إلى الميت ثوابها فكذلك تصل قراءة القرآن ، والدعاء. والاستغفار إذ كل ذلك صدقة ، فإن الصدقة لا تختص بالمال. 

Saya berpendapat bahwa pokok dari bab ini adalah bahwa sedekah itu tidak ada ikhtilaf di dalamnya sebagaimana sampai kepada mayit pahalanya, maka demikian juga sampainya pahala membaca Alquran pada mayit, dan dia serta Istighfar, itu semua sedekah. Maka sedekah itu tidak hanya dikhususkan dengan harta. (Lihat  kitab At Tadzkirah karya Imam Qurthubi terbitan Maktabah Darul Minhaj halaman 278-279)

Lebih lanjut Imam Qurthubi juga menukil sebuah hadits dalam sahih Muslim yang menjelaskan bahwa sedekah itu tidak hanya dalam berbentuk harta. Bahkan membaca zikir juga dapat menjadi sedekah.

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَسْمَاءَ الضُّبَعِيُّ حَدَّثَنَا مَهْدِيٌّ وَهُوَ ابْنُ مَيْمُونٍ حَدَّثَنَا وَاصِلٌ مَوْلَى أَبِي عُيَيْنَةَ عَنْ يَحْيَى بْنِ عُقَيْلٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ يَعْمَرَ عَنْ أَبِي الْأَسْوَدِ الدُّؤَلِيِّ عَنْ أَبِي ذَرٍّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad bin Asma` Adl Dluba`i, telah menceritakan kepada kami Mahdi yaitu Ibnu Maimun, telah menceritakan kepada kami Washil mantan budak Abu 'Uyainah dari Yahya bin 'Uqail dari Yahya bin Ya'mar dari Abul Aswad Ad Du`ali dari Abu Dzarr dari Nabi ﷺ bahwa beliau bersabda, "Setiap pagi dari anggota badan masing-masing kalian (harus) ada sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir sedekah, setiap amar ma'ruf nahi munkar sedekah, dan semuanya itu dapat tercukupi dengan dua rakaat dhuha." (HR. Muslim).

Oleh karena itu, Imam Qurthubi menjelaskan bahwa para ulama menganjurkan untuk berziarah kubur dan bersedekah kepada ahli kubur dengan membaca Alquran dan berdoa. Maka hal tersebut menjadi anugerah bagi ahli kubur.

ولهذا استحب العلماء زيارة القبور. لأن القراءة والدعاء تحفة الميت من زائره

Oleh karena itu para ulama menganjurkan ziarah ke kuburan. Sebab bacaan dan do’a merupakan anugerah bagi orang yang telah meninggal dari orang yang berziarah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement