Senin 21 Aug 2023 15:44 WIB

Sangat Beruntung, Ada Lima Anugerah dari Allah Disiapkan Untuk Manusia  

Allah telah mempersiapkan tambahan kenikmatan bagi seseorang.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Amal baik karena Allah SWT (ilustrasi)
Foto: republika
Amal baik karena Allah SWT (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni di dalam kitab Nashaihul Ibad menyampaikan sebuah riwayat dari Nabi Muhammad SAW mengenai lima anugerah atau pemberian dari Allah SWT untuk umat manusia. Betapa beruntungnya manusia jika mengetahui lima anugerah dari Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang ini.  

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Allah tidak memberikan lima kepada seseorang kecuali telah mempersiapkan lima perkara lainnya. Allah tidak memberikan syukur kepadanya, kecuali telah menyiapkan tambahan baginya. Allah tidak memberikan doa kepadanya, kecuali telah menyiapkan untuknya ijabah (pengabulan). Allah tidak memberikan kepadanya istighfar, kecuali telah menyiapkan baginya ampunan. Allah tidak memberikan untuknya tobat, kecuali telah menyiapkan penerimaan taubat baginya. Allah tidak memberikan kepadanya sedekah, kecuali Dia telah menyiapkan penerimaan sedekah itu." (Nashaihul Ibad, Syekh Nawawi al-Banteni)

Baca Juga

Mengenai penjelasan dalam sabda Rasulullah SAW tersebut. Pertama, Allah telah mempersiapkan tambahan kenikmatan bagi seseorang, sebelum seorang itu bersyukur kepada-Nya. Sebagaimana yang telah ditegaskan di dalam Firman-Nya.

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (Surat Ibrahim Ayat 7)

Kedua, berkaitan dengan dikabulkannya sebuah doa, Allah SWT telah berfirman.

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (Surat Al-Mu’min Ayat 60)

Dalam sebuah riwayat Imam Thabrani juga diterangkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, "Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu jiwa yang tenang serta mengimani terjadinya perjumpaan dengan-Mu, rela menerima keputusan-Mu dan qana'ah kepada pemberian-Mu."

Ketiga, mengenai ampunan yang telah disediakan oleh Allah SWT sebelum hamba itu memohon ampun kepada-Nya. Allah telah berfirman.

فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَٱسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ تَوَّابًۢا

Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat. (Surat An-Nasr Ayat 3)

Dalam sebuah riwayat Ibnu Majah juga diterangkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, "Seandainya kamu berbuat kesalahan hingga kesalahan-kesalahanmu itu setinggi langit, kemudian kamu bertobat, niscaya Allah akan menerima taubatmu."

Keempat, mengenai diterimanya taubat maka Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut.

"Sebelum dunia diciptakan 4.000 tahun lagi, telah tertulis di sekeliling Arsy, sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, kemudian ia mendapatkan petunjuk." (HR Ad Dailami)

Kelima, mengenai diterimanya sedekah, Imam Ahmad telah meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda sebagai berikut.

"Setiap orang berada di bawah naungan sedekahnya hingga hisab antara sesama manusia selesai."

Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Laal juga telah diterangkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya sebagai berikut.

"Tidaklah seseorang yang bersedekah dengan suatu sedekah semata-mata mengharapkan ridha Allah melainkan Allah berfirman pada hari kiamat nanti, 'Hai hamba-Ku, kamu mengharapkan pahala-Ku maka Aku tidak akan merendahkanmu, Aku mengharamkan neraka atas tubuhmu dan masuklah kamu ke surga dari pintu mana saja yang kamu sukai'."

Penjelasan ini dilansir dari kitab Nashaihul Ibad yang diterjemahkan Abu Mujaddidul Islam Mafa dan diterbitkan Gitamedia Press, 2008.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement