Senin 21 Aug 2023 13:12 WIB

Pencemaran Air dalam Perspektif Alquran dan Sains

Islam mengajarkan manusia untuk merawat bumi.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Sejumlah warga dan pegiat lingkungan membersihkan sampah yang menumpuk di Bendungan Bugel Sungai Cikeruh, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (26/7/2023). Aksi bersih sungai yang diinisiasi oleh Pandawara Group dan diikuti oleh beragam komunitas lingkungan, mahasiswa, Polri dan TNI serta masyarakat sekitar tersebut digelar dalam rangka memperingati Hari Sungai Nasional. Selain itu, aksi tersebut sekaligus mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah maupun limbah rumah tangga ke sungai.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Sejumlah warga dan pegiat lingkungan membersihkan sampah yang menumpuk di Bendungan Bugel Sungai Cikeruh, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (26/7/2023). Aksi bersih sungai yang diinisiasi oleh Pandawara Group dan diikuti oleh beragam komunitas lingkungan, mahasiswa, Polri dan TNI serta masyarakat sekitar tersebut digelar dalam rangka memperingati Hari Sungai Nasional. Selain itu, aksi tersebut sekaligus mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah maupun limbah rumah tangga ke sungai.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sebagai agama yang sempurna, Islam mengajarkan manusia untuk menjaga, merawat dan mengelola bumi beserta isinya untuk kebaikan dengan cara tidak berlebihan.

Sehubungan dengan itu, Islam mengajarkan agar manusia mensyukuri nikmat dari Allah SWT berupa manfaat dari air bersih. Salah satu cara mensyukurnya dengan menjaga air agar tidak tercemar.

Baca Juga

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

اَفَرَءَيْتُمُ الْمَاۤءَ الَّذِيْ تَشْرَبُوْنَۗ  

ءَاَنْتُمْ اَنْزَلْتُمُوْهُ مِنَ الْمُزْنِ اَمْ نَحْنُ الْمُنْزِلُوْنَ

لَوْ نَشَاۤءُ جَعَلْنٰهُ اُجَاجًا فَلَوْلَا تَشْكُرُوْنَ

Apakah kamu memperhatikan air yang kamu minum? Apakah kamu yang menurunkannya dari awan atau Kami yang menurunkan? Seandainya Kami berkehendak, Kami menjadikannya asin. Mengapa kamu tidak bersyukur? (QS Al-Waqi‘ah Ayat 70)

Apabila air menjadi asin maka air tersebut tidak bisa kita minum. Hanya saja, air yang tidak bisa diminum tidak hanya air asin karena memiliki garam terlarut dalam konsentrasi tinggi. Air-air yang memiliki zat terlarut bahan apapun apabila konsentrasinya terlalu tinggi akan menjadi racun.

Air di alam yang telah mendapat bahan terlarut dalam konsentrasi tinggi sehingga tidak dapat diminum atau bahkan tidak juga dapat dipakai untuk sekadar mencuci, dinamakan air yang tercemar. Pencemaran air menyebabkan air kehilangan daya gunanya, terutama secara kimia dan biologi.

Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam buku Air Dalam Perspektif Alquran dan Sains yang disusun Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), 2011.

Dijelaskan bahwa air merupakan kebutuhan mutlak bagi makhluk hidup seperti tanaman, hewan, dan manusia. Para ahli ekologi menyatakan bahwa kehidupan organisme sangat tergantung pada kondisi lingkungannya.

Dampak Pencemaran Air Terhadap Kesehatan dan Ekonomi

Jika organisme itu manusia maka kehidupan manusia juga bergantung pada lingkungan terutama air sebagai sumber kehidupannya. Penurunan mutu atau kualitas air akan mempengaruhi manfaat bagi manusia. Air yang keruh atau kotor akan mengganggu kesehatan manusia, baik sebagai air minum, memasak, maupun mencuci.

Selain itu, buruknya kualitas air juga dapat mematikan binatang air seperti ikan dan udang sebagai makanan manusia. Air kotor yang berbau akan menjadikan lingkungan menjadi tidak nyaman. Hal yang lebih buruk terjadi jika air kotor itu mencemari air tanah, membuat air sumur tidak lagi dapat digunakan untuk keperluaan sehari-hari.

Pencemaran air laut oleh bahan kimia atau minyak bumi berakibat lebih fatal. Bahan-bahan tersebut tidak hanya dapat membunuh ikan dan udang di pantai, tetapi dapat juga mengganggu perkembangbiakan atau reproduksi biota laut. Akibatnya pantai-pantai yang tercemar oleh limbah industri akan menurun drastis populasi perikanannya, suatu kondisi yang sangat merugikan nelayan.

Kondisi ini akan mengakibatkan kemiskinan bagi para nelayan seperti yang dapat diamati di pantai utara Jawa. Bahkan, kasus pencemaran oleh sebuah perusahaan swasta di Nusa Tenggara yang mencuat beberapa tahun lalu, selain menimbulkan kemiskinan nelayan, juga menimbulkan penyakit bagi masyarakat akibat cemaran logam berat seperti arsen (As).

Jadi sangat jelas, efek pencemaran air tidak hanya berpengaruh terhadap kesehatan manusia tapi juga terhadap perekonomian. Pencemaran pantai misalnya, dapat menimbulkan dampak yang berakibat pada kemiskinan bagi nelayan yang menggantungkan hidup dari kekayaan ikan di pantai.

Maka, pencemaran air harus dapat dikendalikan agar industri yang juga menyerap tenaga kerja dan menambah devisa dapat berkembang tanpa menimbulkan dampak terhadap pencemaran air.

Dampak buruk dari pencemaran air dapat dibagi dalam beberapa kategori. Pertama, berkurangnya kadar oksigen dalam air sehingga makhluk hidup dalam air terancam. Kedua, bertambahnya racun terhadap biota air. Ketiga, menurunkan populasi hewan air akibat pencemaran air. Keempat, air menjadi bau karena pencemaran. Kelima, tanaman air yang menghambat fungsi penyimpanan air menjadi subur berlebihan.

Pencemaran air di atas adalah akibat perbuatan tangan-tangan manusia yang jelas akan merugikan manusia sendiri. Kerugian besar dapat berupa kerugian ekonomi terhadap nelayan, PDAM, PLTA, kesehatan manusia, dan estetika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement