REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Setelah melaksanakan sholat hendaknya setiap Muslim tidak langsung pergi meninggalkan tempatnya, melainkan dianjurkan untuk berdzikir terlebih dahulu kepada Allah SWT.
Tuntunan tersebut sebagaimana sunnah Rasulullah SAW dalam haditsnya sebagai berikut:
قال صلى الله عليه وسلم من سبح دبر كل صلاة ثلاثا وثلاثين وحمد ثلاثا وثلاثين وكبر ثلاثا وثلاثين وختم المائة بلا إله إلا الله لاشريك له له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير غفرت ذنوبه ولو كانت مثل زبد البحر
Artinya, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Siapa yang bertasbih, bertahmid, dan bertakbir setelah shalat sebanyak 33 kali dan menutupnya dengan membaca lâ ilâha illallâh lâ syarîka lahu lahul mulku wa lahulhamdu wa huwa ‘alâ kulli syai’in qadîr, maka dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan.’” (HR Malik).
Ada beragam bacaan dzikir setelah sholat. Berikut beberapa dzikrian yang dapat dibaca seperti yang diajarkan Imam al-Ghazali dalam kitab Bidayat al-Hidayah:
فَإِذَا فَرَغْتَ فَقُلْ: اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ “Maka ketika telah selesai (sholat) ucapkanlah: Allahumma Sholli 'Ala Muhammad wa 'Ala Aali Muhammad.”
اَللَّهُمَّ انْتَ السَّلَامَ ، وَمِنْكَ اَلسَّلَام ، وَإِلَيْكَ يَعُودُ اَلسَّلَام ، فَحينَاا رَبُّنَا بِالسَّلَام ، وَأَدْخلْنَا دَارَ اَلسَّلَام ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا اَلْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ ، سُبْحَانَ رَبِّي الْعَلِيِّ الْأَعْلَى االْوَهَّابِ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ ، يُحْيِي وَيُمِيتُ ، وَهُوَ حَيٌّ لَا يَمُوتُ ، بِيَدِهِ الْخَيْرُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ أَهْل النِّعْمَةِ وَالْمِنَّةِ وَالْفَضْلِ وَالثَّنَاءِ الْحَسَنُ ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ ، وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ ، مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوونَ
“Allahumma antas salam waminkas salam wa ilaika ya'uudus salam fahayyina Robbana bissalam waadkhilna Darossalam, tabarokta ya dzal jalali wal ikhroomi. Subhana Robbiyal 'aliyyal a'lal Wahhab, la Ilaha Illallahu wahdahu laa syarikalahu lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumitu wahuwa hayu laa yamuut, bihamdihil Khoir, wahuwa'ala kulli syaiin qodir, laa Ilaha Illallahu ahlani'mati wal minnati walfadhli watsanaail husna, laa Ilaaha Illallahu, walaa na'budu Illa iyyahu mukhlisina lahuddina walau karihal kaafiruun.
Baca juga: Alquran Bukan Kalam Allah SWT Menurut Panji Gumilang, Ini Bantahan Tegas Prof Quraish
Artinya: “Ya Allah, Engkau adalah Dzat Pelamat. Dari sisi-Mu keselamatan datang dan Kepada-Mu pula keselamatan kembali. Karena itu berilah kami kehidupan yang penuh keselamatan. Masukkanlah kami ke surga yang penuh keselamatan. Mahasuci Engkau wahai Dzat yang Mahaagung lagi Mahamulia. Aku mengakui kesucian Tuhanku Yang Mahatinggi lagi Mahaluhur, yang banyak memberikan anugerah. Tiada Tuhan yang pantas disembah kecuali Allah Yang Mahaesa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kekuasaan dan segala puji, yang telah menghidupkan dan mematikan makhluk. Dan hidup selamanya, tidak akan mati. Segala kebajikan berada dalam kekuasaan-Nya, dia menguasai segala sesuatu. Tiada Tuhan yang pantas disembah kecuali Allah, Dzat yang banyak memberikan curahan nikmat dan anugerah, serta yang pantas menerima pujian yang baik. Tiada Tuhan yang pantas disembah kecuali Allah, yang aku tidak beribadah melainkan kepada-Nya. Dengan penuh keteguhan dan keikhlasan, aku memeluk agama-Nya sekalipun orang-orang kafir membencinya.” (lihat Bidayat al-Hidayah halaman 100 cetakan Darul Minhaj Lebanon Beirut)