Rabu 26 Jul 2023 21:26 WIB

Allah Perintahkan Hambanya Tinggalkan Hal yang Sia-Sia

Di antara kesia-siaan hati adalah merasakan lezatnya maksiat.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Warga beribadah di Masjid Cut Meutia, Jakarta, Rabu (2/4/2023). Atik (64) merupakan marbut atau pengurus di Masjid Cut Meutia dari tahun 1998. Selama 25 tahun, tugas ia adalah memastikan semua area masjid bersih agar nyaman saat digunakan untuk ibadah. Menurutnya menjadi marbut masjid merupakan pilihan hidupnya, karena bisa beribadah secara tenang, merasa dekat dengan masjid, serta mendapatkan keberkahan dari pekerjaannya. Selama bekerja sebagai marbut, Atik selalu merindukan momen bulan suci Ramadhan, meski tugasnya bertambah, dengan harus ikut menyediakan makanan untuk berbuka, namun ia merasa senang, karena suasana masjid menjadi ramai dikunjungi warga untuk beribadah, mengaji dan beristirahat.  Untuk diketahui, Masjid Cut Meutia merupakan masjid peninggalan sejarah zaman Belanda yang sebelumnya digunakan sebagai kantor biro arsitek.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga beribadah di Masjid Cut Meutia, Jakarta, Rabu (2/4/2023). Atik (64) merupakan marbut atau pengurus di Masjid Cut Meutia dari tahun 1998. Selama 25 tahun, tugas ia adalah memastikan semua area masjid bersih agar nyaman saat digunakan untuk ibadah. Menurutnya menjadi marbut masjid merupakan pilihan hidupnya, karena bisa beribadah secara tenang, merasa dekat dengan masjid, serta mendapatkan keberkahan dari pekerjaannya. Selama bekerja sebagai marbut, Atik selalu merindukan momen bulan suci Ramadhan, meski tugasnya bertambah, dengan harus ikut menyediakan makanan untuk berbuka, namun ia merasa senang, karena suasana masjid menjadi ramai dikunjungi warga untuk beribadah, mengaji dan beristirahat. Untuk diketahui, Masjid Cut Meutia merupakan masjid peninggalan sejarah zaman Belanda yang sebelumnya digunakan sebagai kantor biro arsitek.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah kesia-siaan yang nyata adalah ketika kamu menghabiskan waktumu hanya untuk urusan dunia, namun lalai terhadap apa-apa yang Allah perintahkan. Padahal kita semua tahu apa-apa yang kita ucapkan, lakukan, kerjakan, selama hidup akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat.

Sebuah kesia-siaan juga ketika kamu bahkan tidak melakukan hal-hal yang berguna untuk kehidupan dan untuk keselamatan akhiratmu. Misalnya, menonton film porno, bermain gim sampai lupa sholat atau bergosip sampai lupa waktu.

Baca Juga

Syaikh Al-Izza bin Abdus Salam dalam bukunya Syajaratul Ma’arig mengingatkan agar kita sadar berada pada kesia-siaan itu dan segera bangkit dan pergi.

Sebagaimana Allah berfirman dalam Quran surat Al Mukminun ayat 3 dan Al Furqan ayat 72.

وَالَّذِيْنَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُوْنَ ۙ

Allah berfirman, "Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna." (Al-Mukminun ayat 3)

وَالَّذِيْنَ لَا يَشْهَدُوْنَ الزُّوْرَۙ وَاِذَا مَرُّوْا بِاللَّغْوِ مَرُّوْا كِرَامًا

"Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya." (Al Furqan ayat 72).

Menurut Syaikh Al-Izza, berpaling dari kesia-siaan adalah meninggalkan sesuatu yang tidak mendatangkan mudharat dan tidak mendatangkan manfaat karena ada kemungkinan meninggalkan sesuatu yang berbahaya dan melakukan hal bermanfaat. Adapun yang dimaksud dengan kesia-sidan adalah meninggalkan segala sesuatu yang seharusnya dibuang dan disingkirkan baik berupa perkataan ataupan perbuatan.

Di antara kesia-siaan hati adalah merasakan lezatnya maksiat. Maka, hendaknya hal itu dibuang dan dicampakkan karena dia menjadi sarana yang membuat jiwa condong padanya.

Sedangkan kecenderungan itu akan mendorong keinginan kuat, sementara keinginan kuat itu akan mendorong pada maksiat lahir dan batin. Demikian pula, merasakan sulitnya beribadah yang membuat jiwa menjauh dan semangat menjadi melemah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement