REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Najmuddin Saifullah, Thalabah Pengabdian Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah
الحَمْدُلِلَّهِ الكَرِيْم الرَّحْمٰنُ .عَلَّمَ الْقُرْاٰنَ . خَلَقَ الْاِنْسَانَ .عَلَّمَهُ الْبَيَانَ . أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَ اللَّهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ. قَالَ الله تَعَالَى: يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلَاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Semua orang pasti memiliki niat dalam hatinya untuk senantiasa melakukan amal kebaikan. Akan tetapi terkadang kebaikan yang seharusnya bisa dilakukan, gagal untuk diwujudkan.
Ada beberapa alasan, di antaranya menunda berbuat baik, menunggu kepantasan diri, dan merasa perbuatan baik tersebut berat untuk dilaksanakan. Salah satunya adalah menunda bersedekah karena merasa belum diberi rezeki lebih oleh Allah SWT.
Banyak orang yang masih memiliki anggapan bahwa sedekah adalah memberikan uang/harta kepada orang lain. Padahal makna sedekah tidak sesempit itu, karena sedekah adalah memberi bantuan, baik bantuan itu berupa uang, barang, jasa, dan lain sebagainya kepada orang lain dengan sukarela.
Dengan pengertian tersebut kita masih memiliki peluang untuk bersedekah meskipun tidak memiliki uang. Sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat at-Tirmizi:
عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ الغِفَارِي -رَضِيَ اللهُ عَنْهُ- أَنَّ النَّبِيَّ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- قَالَ: (تَبَسُّمُكَ فِيْ وَجْهِ أَخِيْكَ لَكَ صَدَقَةٌ وَأْمُرُكَ بِالمَعْرُوْفِ وَنَهْيُكَ عَنِ المُنْكَرِ صَدَقَةٌ وإِرْشَادُكَ الرَّجُلَ فِيْ أَرْضِ الضَّلَالِ لَكَ صَدَقَةٌ وَبَصَرُكَ لِلرَّجُلِ الرَّدِيءِ البَصَرِ لَكَ صَدَقَةٌ وَإِمَاطَتُكَ الحَجَرَ وَالشَّوْكَ وَالعَظْمَ عَنِ الطَّرِيقِ لَكَ صَدَقَةٌ وَإِفْرَاغُكَ مِنْ دَلْوِكَ فِيْ دَلْوِ أَخِيْكَ لَكَ صَدَقَةٌ)
Dari Abi zar al-Ghifari R.A sesungguhnya nabi SAW bersabda: “senyummu kepada saudaramu adalah sedekah, seruanmu untuk melakukan kebaikan serta larangan berbuat munkar adalah sedekah, petunjukmu terhadap orang yang tersesat di suatu tempat adalah sedekah, penglihatanmu bagi orang yang lemah penglihatannya adalah sedekah untukmu, kamu membuang batu, duri dan tulang dari jalan adalah sedekah untukmu, dan mengosongkan embermu ke dalam ember saudaramu adalah sedekah untukmu.
Hadis di atas menjelaskan bahwa sedekah tidak melulu memberikan uang kepada orang lain. Akan tetapi, semua bantuan yang kita berikan merupakan sedekah karena memiliki nilai manfaat.
Mulai dari hal terkecil, yaitu senyum, senyum meski tidak memberi manfaat nyata tapi bisa membuat perasaan orang lain senang. Kita tidak tahu beban apa dan masalah apa yang sedang dialami orang lain, namun dengan senyum yang kita tampilkan itu bisa menjadi awal kebabahagiaannya.
Saling menasehati untuk berbuat baik dan mengingatkan untuk hati-hati terhadap kemunkaran juga termasuk sedekah. Kita tidak harus menjadi ustadz untuk menyebarkan nasihat kebaikan, karena dengan media sosial yang ada saat ini kita bisa meneruskan pesan kebaikan di story atau status whatsaap. Tentunya dengan memperhatikan lagi bahwa postingan tersebut sumbernya jelas dan tidak hoax.