Kamis 22 Jun 2023 07:12 WIB

Doa Saat Mengantar dan Menguburkan Jenazah 

Jenazah harus diperlakukan dengan baik.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Petugas ambulan beristirahat usai mengantarkan jenazah di TPU khusus Covid-19 Rorotan, Jakarta Utara (ilustrasi).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas ambulan beristirahat usai mengantarkan jenazah di TPU khusus Covid-19 Rorotan, Jakarta Utara (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Ketika ada orang yang meninggal maka hukumnya fardhu kifayah bagi setiap Muslim di daerah itu untuk mengurus jenazah mulai dari memandikan, mengkafani, mensholati dan menguburkan. Seorang yang mengurus jenazah haruslah memperlakukan baik jenazah tersebut. Selain itu bagi orang yang hidup dilarang untuk membicarakan aib-aib orang yang telah meninggal terserah. 

Ketika mengantar jenazah dan memasukkannya ke dalam kubur dianjurkan untuk membaca doa. Berikut doanya: 

Baca Juga

بِسْمِ اللهِ وَعَلَى مِلَّةِ/سُنَّةِ رَسُولِ اللهِ ، اللَّهُمَّ افْتَحْ أَبْوَابَ السَّمَاءِ لِرُوحِهِ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ وَوَسِّعْ لَهُ فِي قَبْرِهِ

Bismillah wa ‘ala millati/sunnati rasulillah. Allahummaftah abwabas sama'I li ruhihi, wa akrim nuzulahū, wa wassi‘ madkhalahu, wa wassi‘ lahu fi qabrihi.

Artinya: Dengan nama Allah dan atas agama rasul-Nya. Ya Allah, bukalah pintu-pintu langit untuk roh jenazah, muliakanlah tempatnya, luaskanlah tempat masuknya, dan lapangkanlah alam kuburnya.

Doa ini sebagaimana diambil dari sejumlah hadits nabi Muhammad SAW. Di antaranya hadits riwayat Abu Dawud, At-Tirmidzi, Al-Baihaqi, dan lainnya dari sahabat Ibnu Umar RA. Hadits ini dapat ditemukan juga dalam Kitab Al Adzkar karya Imam an Nawawi. 

  روينا في سنن أبي داود، والترمذي، والبيهقي، وغيرها، عن ابن عمر رضي الله عنهما، أن النبي صلى الله عليه وسلم كان إذا وضع الميت في القبر قال بِسْمِ اللَّهِ وَعَلَى سُنَّةِ رَسُولِ اللَّهِ  

Artinya, “Diriwayatkan kepada kami di Sunan Abu Dawud, At-Tirmidzi, Al-Baihaqi, dan selain mereka, dari Ibnu Umar RA bahwa Rasulullah SAW bila meletakkan jenazah di kubur berdoa, ‘Bismillāh wa ‘ala sunnati rasulillah,"

Juga keterangan Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam kitab Hasyiyatul Bujairimi alal Manhaj. 

 وَيُسَنُّ أَنْ يَزِيدَ مِنْ الدُّعَاءِ مَا يَلِيقُ بِالْحَالِ كَاللَّهُمَّ افْتَحْ أَبْوَابَ السَّمَاءِ لِرُوحِهِ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ وَوَسِّعْ لَهُ فِي قَبْرِهِ فَقَدْ وَرَدَ أَنَّ مَنْ قِيلَ ذَلِكَ عِنْدَ دَفْنِهِ رَفَعَ اللَّهُ عَنْهُ الْعَذَابَ أَرْبَعِينَ سَنَةً

Artinya, “(Kita) dianjurkan untuk menambahkan doa yang relevan dengan kondisi tersebut seperti ‘Allahummaftah abwabas sama’I li ruhihi, wa akrim nuzulahu, wa wassi‘ madkhalahu, wa wassi‘ lahu fi qabrihi.  Sungguh telah warid bahwa siapa saja yang didoakan demikian saat pemakamannya, niscaya Allah mengangkat siksa kuburnya selama 40 tahun,"

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement