Jumat 05 May 2023 20:47 WIB

Tafsir Sesat Adanya LGBT dalam Alquran, Begini Penjelasan Lugas Ulama  

Ulama membantah lantang pengakuan homoseksual dalam Alquran

Rep: A Syalaby Ichsan / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi komunitas LGBT. Ulama membantah lantang pengakuan homoseksual dalam Alquran
Foto: EPA
Ilustrasi komunitas LGBT. Ulama membantah lantang pengakuan homoseksual dalam Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Di antara tudingan para pendukung lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) adalah keberadaan homoseksual yang mereka klaim diakui dalam Alquran.  

Ayat yang dimaksud adalah surat An Nur ayat 31, dalam potongan kalimat: 

Baca Juga

 أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ “…Atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita).”  

Imam Ibnu Katsir menjelaskan, turunnya ayat tersebut sebenarnya dilatarbelakangi oleh tuntunan menutup aurat bagi kaum perempuan. 

 

Diriwayatkan Jabir ibnu Abdullah yang menceritakan jika Asma binti Marsad yang mempunyai warung di perkampungan Bani Harisah menjelaskan kaum wanita mondar-mandir memasuki warungnya tanpa memakai kain sarung sehingga pergelangan kaki mereka terlihat. Dada mereka serta rambut mereka pun kelihatan. Asma pun berkata, "Alangkah buruknya pakaian ini." Imam Ibnu Katsir pun menjelaskan, usai peristiwa tersebut, turunlah ayat yang tertera dalam QS An Nur ayat 31.

Riwayat lain yang ditakhrijkan oleh Ibni Mardawaih, dari 'Ali bin Abi Thalib RA, ia berkata, “Pada masa Rasulullah SAW, ada seorang berjalan di suatu jalan di Ma dinah, kemudian dia melihat seorang perempuan. Perempuan itu pun melihatnya, lalu setan pun mengganggu keduanya se hingga masing-masing melihatnya karena terpikat. Maka, ketika laki-laki tersebut mendekati suatu tembok untuk melihat wanita tersebut, hidungnya tersentuh tembok hingga luka. Lalu ia bersumpah: Demi Allah, saya tidak akan membasuh darah ini hingga bertemu Rasulullah SAW dan memberi tahu kepadanya tentang masalahku. Kemudian ia datang kepada Rasulullah dan menceritakan peristiwanya. Kemudian bersabdalah beliau: "Itu adalah balasan dosamu" lalu turunlah ayat tersebut.              

Ulil Irbati Minarrijal dalam ayat itu disebut Prof Quraish Shihab dalam tafsir al-Mishbah sebagai pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita). Menurut Quraish, kata irbah diambil dari kata ariba yang berarti memerlukan atau menghajatkan. 

Adapun yang dimaksud di sini adalah kebutuhan seksual dan anak-anak atau yang sakit sehingga dorongan tersebut hilang darinya. 

Baca juga: Shaf Sholat Campur Pria Wanita di Al Zaytun, Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Hukumnya

Sayyid Quthb dalam Tafsir Fizhilalil Quran menjelaskan, pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan adalah para lelaki yang tidak memiliki syahwat terhadap wanita disebabkan oleh apa pun. 

Contohnya saja, orang yang dikebiri, impoten, tidak sempurna akalnya, gila, dan segala sebab yang membuat lelaki tidak bernafsu kepada wanita. Karena, pada kondisi tersebut tidak timbul fitnah dan godaan. 

Lebih detail, Imam Ibnu Katsir mengungkapkan, mereka adalah orang-orang sewaan dan para pelayan yang tidak sepa dan (dengan majikan). 

Akal mereka pun kurang dan lemah, tiada keinginan terhadap wanita pada diri mereka dan tidak pula berselera terhadap wanita. Ibnu Abbas mengatakan, yang dimaksud adalah lelaki dungu yang tidak mempunyai nafsu syahwat. 

Mujahid mengatakan bahwa yang di maksud adalah lelaki yang tolol. Sedangkan, menurut Ikrimah, yang dimaksud adalah laki-laki banci yang kemaluannya tidak dapat berereksi. Kalangan salaf lain mengatakan hal yang sama mengenai lelaki tak berkeinginan tersebut. 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement