Jumat 14 Apr 2023 11:43 WIB

Naskah Khutbah Jumat: Memasifkan Kualitas Ibadah di Akhir Ramadhan

Ramadhan sebentar lagi akan meninggalkan kita semua.

Suasana Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (14/4/2023) dini hari. Pada sepuluh hari menjelang berakhirnya bulan suci Ramadhan, umat muslim melakukan itikaf atau berdiam diri di masjid dengan beribadah untuk meraih malam lailatul qadar atau malam kemuliaan. Naskah Khutbah Jumat: Memasifkan Kualitas Ibadah di Akhir Ramadhan
Foto: Republika/Thoudy Badai
Suasana Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (14/4/2023) dini hari. Pada sepuluh hari menjelang berakhirnya bulan suci Ramadhan, umat muslim melakukan itikaf atau berdiam diri di masjid dengan beribadah untuk meraih malam lailatul qadar atau malam kemuliaan. Naskah Khutbah Jumat: Memasifkan Kualitas Ibadah di Akhir Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Cristoffer Veron P, Sekretaris Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Jetis Yogyakarta

لحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيْدًا أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّاللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

Baca Juga

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Dengan bersimpuh kehadirat Ilahi Rabbi, marilah kita pancarkan rasa syukur tak terbilang karena atas diberikannya percik-percik nikmat sehat yang sampai detik sekarang masih dapat dirasakan dampaknya. Lebih-lebih saat ini kita berada di detik-detik penghujung Ramadhan, yang niscaya nikmat itu amat kita butuhkan sebagai spirit untuk menggeliatkan kualitas ibadah kepada Allah Rabbul Izzati, Maha Kasih dan Maha Segalanya.

Salawat serta salam kita mohonkan tetap tercurah kepada Rasulullah Muhammad Saw, keluarga, sahabat, dan seluruh umat beliau.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Kita tentu merasakan kilatan waktu terus cepat berjalan. Rasanya baru saja kita hendak melakukan persiapan menyongsong Ramadhan. Rasanya baru saja kita menyaksikan siaran konferensi pers Pimpinan Pusat Muhammadiyah ihwal penetapan awal Ramadhan (6/2). Dan, rasanya pula baru saja kita memasuki awal Ramadhan dengan penuh gembira dan senyuman.

Kini kita harus membuka fakta, Ramadhan sebentar lagi akan meninggalkan kita semua. Sedih, gundah, dan getir, itulah yang kini dirasakan oleh seluruh umat beriman. Kira tentu tidak menyangka perjalanan Ramadhan begitu singkat. Tetapi, demikianlah waktu yang akan terus berjalan dan tidak bisa diputar ulang. Semua ini menjadi wahana introspeksi diri bagi kita semua untuk bermenung apakah Ramadhan tahun ini telah kita manfaatkan secara arif-bijaksana atau justru menyia-nyiakan begitu saja?

Paling tidak ada dua hal yang mesti kita perhatikan secara saksama ketika berada di detik-detik penghujung Ramadhan. Pertama, puasa. Salah satu amanah Allah di bulan Ramadhan kepada hamba-Nya adalah anjuran untuk menunaikan puasa. Kata puasa telah familiar diartikan sebagai menahan diri dari segala sesuatu. Yakni menahan untuk tidak makan, minum, melakukan hubungan seks, dan tindakan yang dilarang sejak terbit sinar fajar sampai menyingsingnya matahari masuk ke dalam peraduannya. Semua itu dilakukan secara niat, ikhlas, dan mendekatkan diri kepada Allah.

Umat Islam di dalam menjalani puasa tentu sangat bergembira. Karena Tuhan mengkhususkan ibadah ini sebagai wahana untuk meleburkan dosa yang telah lalu dan memperoleh ganjaran berlipat ganda. Rasulullah Muhammad Saw bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni.” (HR Muslim).

Puasa mampu memberikan kesadaran terluhur atas jeda kerutinan duniawi yang kerap membuat diri terlena dengan perintah Tuhan: beribadah. Hatta, lewat puasa yang dilengkapi dengan pernak-pernik kemuliaan sesungguhnya Tuhan sedang mengajak seluruh makhlukNya melakukannya agar menggapai kebahagiaan hidup hakiki dunia maupun akhirat.

sumber : https://suaramuhammadiyah.id/2023/04/13/memasifkan-kualitas-ibadah-di-akhir-ramadhan/
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement