Ahad 23 Apr 2023 10:05 WIB

Mengemut Jari Tangan Setelah Makan, Pernahkah Dilakukan Nabi Muhammad?

Berikut ini hadits yang menggambarkan Rasulullah setelah menghabiskan makanan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Mengemut Jari Tangan Setelah Makan, Pernahkah Dilakukan Nabi Muhammad?
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Mengemut Jari Tangan Setelah Makan, Pernahkah Dilakukan Nabi Muhammad?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengemut jari-jari tangan setelah makan menjadi keasyikan tersendiri bagi sebagian orang. Khususnya setelah memakan lauk-pauk yang kaya akan bumbu, seperti rendang, ayam bakar di warung padang, dan sejenisnya. Butiran-butiran halus bekas bumbu yang menempel di jari-jari sangat sayang bila dilewatkan.

Namun sebetulnya apakah Nabi Muhammad SAW pernah mengemut jari-jari tangannya setelah makan? Berikut ini sejumlah hadits yang menggambarkan bagaimana Rasulullah SAW setelah menghabiskan makanan.

Baca Juga

Diriwayatkan dari Ka'ab bin Malik RA, dia berkata, "Aku pernah melihat Nabi SAW mengemut jari-jari beliau tiga kali sesudah makan." (HR Muslim)

Dalam riwayat lain, dari Jabir RA, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Jika suapanmu jatuh, ambillah kembali lalu buang bagian yang kotor, dan makanlah bagian yang bersih. Jangan dibiarkan ia dimakan setan. Dan jangan kamu sapu tanganmu dengan lap sebelum kamu mengemut jarimu. Karena kamu tidak tahu makanan mana yang membawa berkah." (HR Muslim)

Nabi Muhammad SAW memberikan tuntunan kepada umatnya untuk membaca basmalah dan menggunakan tangan kanan saat makan. Nabi juga mengajarkan agar memakan makanan yang paling dekat saat makan bersama.

Diriwayatkan dari Umar bin Abu Salamah, dia berkata, "Semasa kecil aku diasuh oleh Rasulullah SAW, (pada saat makan bersama) tanganku bergerak ke sana kemari di atas nampan. Maka, beliau bersabda kepadaku, "Wahai anakku, bacalah basmalah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah apa yang dekat darimu."

Saat makan bersama dengan nampan, dibolehkan mencari makanan yang disukai. Hal ini didasarkan pada riwayat Anas bin Malik, yang terdapat dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Dalam riwayat tersebut, Nabi Muhammad mencari-cari labu di sekeliling nampan.

Imam Bukhari memaknai hadits itu bahwa seseorang bisa mencari makanan yang disukainya saat makan bersama di nampan jika tidak membuat temannya marah dan beragam jenis makanan yang disajikan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement