Kamis 16 Feb 2023 16:00 WIB

Esensi Puasa Ramadhan tidak Sebatas Menahan Lapar dan Nafsu

Ramadahan bukan hanya bulan di mana seluruh umat Islam diwajibkan untuk berpuasa.

Rep: Mabruroh/ Red: Muhammad Hafil
Esensi Puasa Ramadhan tidak Sebatas Menahan Lapar dan Nafsu. Foto: Ilustrasi Ramadhan
Foto: Pixabay
Esensi Puasa Ramadhan tidak Sebatas Menahan Lapar dan Nafsu. Foto: Ilustrasi Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ramadahan bukan hanya bulan di mana seluruh umat Islam diwajibkan untuk berpuasa, mereka harus bisa menahan lapar dan dahaga. Tetapi lebih dari itu, esensi Ramadhan sejatinya adalah bulan di mana menyatunya nilai- nilai spiritual, moral, psikologis, sosial, fisik dan medis.

Dilansir dari Islam Online pada Kamis (16/2/2023),  Dr. Jamal Badawi menuliskan bahwa manfaat Ramadhan tidak terbatas pada elemen kehidupan "spiritual" atau "temporal". Dalam Islam, spiritual, sosial, ekonomi, politik dan psikologis berbaur dalam satu kesatuan yang konsisten dan kohesif.

Baca Juga

Elemen Spiritual dan Moral

Satu, Di atas segalanya, puasa adalah tindakan ketaatan dan ketundukan kepada Allah SWT. Ketundukan dan komitmen didasarkan pada kecintaan kepada Allah SWT dan usaha yang sungguh-sungguh untuk mendapatkan keridhaan-Nya dan menghindari kemurkaan-Nya. Jika ini satu-satunya alasan untuk berpuasa, itu sudah cukup.

Dua, Puasa adalah tindakan mengakui Allah Yang Maha Kuasa sebagai Satu-satunya Penguasa dan Pemelihara alam semesta. Hanya melalui karunia-Nya kita memiliki keberadaan dan rezeki kita.

Tiga, Puasa adalah tindakan penebusan kesalahan dan kesalahan kita, seperti yang dikatakan Nabi Muhammad SAW, “Barangsiapa yang berpuasa (bulan) Ramadhan atas dasar iman dan mencari (ridha Allah), kesalahannya yang telah lalu diampuni.” (H. Ahmad).

Empat, Puasa melatih orang beriman dalam taqwa. Jika seseorang dengan sukarela menahan diri dari makanan dan hawa nafsu, dia akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk menghindari hal-hal dan tindakan yang melanggar hukum.

Lima, Puasa melatih orang beriman dalam keikhlasan. Tidak seperti tindakan ibadah lainnya, itu sepenuhnya didasarkan pada pengendalian diri. Orang lain tidak pernah tahu pasti apakah orang tersebut sedang berpuasa atau apakah dia berbuka puasa secara diam-diam.

Enam, Puasa mengajarkan kebajikan lainnya. Puasa tidak hanya berarti menahan diri dari makan dan minum. Intinya itu berarti menahan diri dari semua kejahatan dan kejahatan. Nabi SAW mengatakan: "Jika seseorang tidak meninggalkan dusta dalam kata-kata dan perbuatan, Allah tidak membutuhkannya untuk meninggalkan makanan dan minumannya." ( Al-Bukhari )

Tujuh, Semangat Ramadhan diisi dengan sholat tarawih dan memperbanyak membaca dan mempelajari Alqur'an, ini memberikan kesempatan kita untuk membangkitkan nilai-nilai spiritual.

Delapan, Puasa adalah salah satu bentuk jihad. Dengan mengajarkan disiplin diri dan meningkatkan kemampuan seseorang untuk menguasai kebutuhan dan keinginannya daripada diperbudak olehnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement