Rabu 18 Jan 2023 15:56 WIB

Zina Bikin Pelakunya Setara dengan Binatang?

Saat zina marak dilakukan banyak orang, tidak ada lagi kemuliaan yang dimilikinya.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi ngaji Alquran membedah ayat jangan dekati zina.
Foto: AP Photo/Dita Alangkara
Ilustrasi ngaji Alquran membedah ayat jangan dekati zina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam Alquran Surah Al Isra ayat 32, Allah SWT berfirman, "Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk."

Ketika Allah SWT memerintahkan manusia untuk mencegah melakukan sesuatu, maka itu menunjukkan betapa urgennya perintah Allah SWT tersebut, dan menandakan kasih sayang Allah SWT kepada makhluk-Nya.

Lalu saat seorang Muslim melanggar perintah Allah SWT itu, berarti akan menimbulkan kerusakan.

Kerusakan atau akibat dari perbuatan zina, pertama, adalah anak yang lahir dari pezina menjadi tidak jelas nasab atau garis keturunannya. Sebab, ada ketidakjelasan atau kecurigaan apakah anak tersebut lahir dari lelaki yang menzinahi perempuan tersebut, atau bukan.

Di situlah ada celah yang membuat pasangan yang telah berzina itu melepas tanggung jawab mengasuh anak tersebut atau kabur meninggalkan anaknya. Dalam kondisi demikian, anak yang lahir  bagaikan tiada karena terputusnya garis keturunan dan mengakibatkan rusaknya tatanan terkecil masyarakat.

Kedua, ketika lelaki pezina itu tidak mengakui anak yang lahir tersebut adalah anaknya, maka berpotensi besar menimbulkan kekacauan, hingga bertengkar dengan pasangan yang telah dizinainya. Akibatnya, sering kali terbetik kabar tentang pembunuhan yang dilakukan oleh lelaki kepada wanita yang dizinainya karena telah melahirkan anak.

Ketiga, ketika wanita melakukan perbuatan zina, dan kemudian diketahui oleh banyak orang, ia akan dikucilkan masyarakat. Dia akan terasing dari kebanyakan orang pada umumnya.

Keempat, saat zina marak dilakukan banyak orang, tidak ada lagi kemuliaan yang dimilikinya. Seorang lelaki bebas pindah ke perempuan lain yang diinginkannya. Dalam keadaan demikian, maka tak ada bedanya lagi antara manusia dengan binatang.

Seorang Muslim sepatutnya sadar bahwa nafsu adalah salah satu ujian yang telah diperingatkan oleh Nabi Muhammad dan dapat menjerumuskan pelakunya pada azab Allah SWT.

Dalam kitab Makaarim al-Akhlaq, Abu Bakr bin Laal meriwayatkan hadis dari Anas bin Malik RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Setiap mukmin dihadapkan pada lima ujian, yaitu mukmin yang menghasudnya, munafik yang membencinya, kafir yang memeranginya, nafsu yang menentangnya, dan setan yang selalu menyesatkannya." (HR ad-Dailami).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement