Rabu 11 Jan 2023 14:32 WIB

Larangan Beri Jabatan ke Orang Rakus dan Haramnya Surga bagi Pemimpin yang Menipu Rakyat

Allah mengharamkan surga bagi pemimpin yang menipu rakyat.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
 Larangan Beri Jabatan ke Orang Rakus dan Haramnya Surga bagi Pemimpin yang Menipu Rakyat. Foto: Pembohong. (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Larangan Beri Jabatan ke Orang Rakus dan Haramnya Surga bagi Pemimpin yang Menipu Rakyat. Foto: Pembohong. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW menyampaikan bahwa tidak akan memberi jabatan kepada orang yang meminta jabatan dan rakus. Rasulullah SAW juga menyampaikan bahwa pemimpin yang menipu rakyatnya akan diharamkan masuk surga.

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ بُرَيْدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ دَخَلْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا وَرَجُلَانِ مِنْ بَنِي عَمِّي فَقَالَ أَحَدُ الرَّجُلَيْنِ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَمِّرْنَا عَلَى بَعْضِ مَا وَلَّاكَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَقَالَ الْآخَرُ مِثْلَ ذَلِكَ فَقَالَ إِنَّا وَاللَّهِ لَا نُوَلِّي عَلَى هَذَا الْعَمَلِ أَحَدًا سَأَلَهُ وَلَا أَحَدًا حَرَصَ عَلَيْهِ

Baca Juga

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Muhammad bin Ala' dia berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Buraid bin Abdullah dari Abu Burdah dari Abu Musa dia berkata, "Saya dan dua orang anak pamanku menemui Nabi Muhammad SAW, salah seorang dari keduanya lalu berkata, 'Wahai Rasulullah, angkatlah kami sebagai pemimpin atas sebagian wilayah yang telah diberikan Allah Azza Wa Jalla kepadamu', dan seorang lagi mengucapkan perkataan serupa."

Maka Nabi Muhammad SAW bersabda, "Demi Allah, sesungguhnya kami tidak akan memberikan jabatan bagi orang yang meminta dan yang rakus terhadapnya." (HR Muslim)

Di dalam hadist lainnya dijelaskan bahwa surga haram bagi pemimpin yang menipu rakyatnya.

حَدَّثَنَا شَيْبَانُ بْنُ فَرُّوخَ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَشْهَبِ عَنْ الْحَسَنِ قَالَ عَادَ عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ زِيَادٍ مَعْقِلَ بْنَ يَسَارٍ الْمُزنِيَّ فِي مَرَضِهِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ قَالَ مَعْقِلٌ إِنِّي مُحَدِّثُكَ حَدِيثًا سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ عَلِمْتُ أَنَّ لِي حَيَاةً مَا حَدَّثْتُكَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ رَعِيَّةً يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ إِلَّا حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ

Ma'qil bin Yasar al-Muzani berkata, "Sungguh, aku ingin menceritakan kepadamu sebuah hadits yang aku pernah mendengarnya dari Rasulullah SAW, sekiranya aku mengetahui bahwa aku (masih) memiliki kehidupan, niscaya aku tidak akan menceritakannya. Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah SAW bersabda; Barangsiapa diberi beban oleh Allah untuk memimpin rakyatnya lalu mati dalam keadaan menipu rakyat, niscaya Allah mengharamkan surga atasnya." (HR Muslim)

Dalam agama Islam, kekuasaan yang dipegang pemimpin dianggap sebagai amanah yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Oleh karena itu, kekuasaan tidak boleh diperpanjang dengan cara yang tidak sah atau tidak jujur, seperti manipulasi atau penguasa yang tidak melepaskan kekuasaan meskipun sudah tidak layak lagi untuk memegangnya.

Sebagaimana hadist di atas, Nabi Muhammad SAW enggan memberi jabatan kepada orang yang meminta jabatan dan rakus. Nabi Muhammad SAW juga mengatakan pemimpin atau penguasa yang menipu rakyatnya, Allah SWT haramkan surga untuknya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement