Senin 12 Dec 2022 23:09 WIB

Mengapa Allah SWT Perintahkan Membaca Padahal Nabi Muhammad SAW Tak Bisa?

Allah SWT turunkan perintah membaca pada surat Al Alaq ayat 1

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi kaligrafi Nabi Muhammad. Allah SWT turunkan perintah membaca pada surat Al Alaq ayat 1
Foto: Dok Republika
Ilustrasi kaligrafi Nabi Muhammad. Allah SWT turunkan perintah membaca pada surat Al Alaq ayat 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Awal surat Al Alaq menjadi wahyu pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. 

Ayat pertama surat Al Alaq berisi perintah membaca. Kendati demikian tidak disebutkan objek bacaannya. Lalu apa makna perintah membaca itu? Dan apa yang diperintahkan untuk dibaca? 

Baca Juga

Pakar tafsir Alquran yang juga pendiri Pusat Studi Alquran (PSQ) Prof  Muhammad Quraish Shihab mengatakan ayat 1 surat Al Alaq  berbunyi: 

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.”   

Prof Quraish mengatakan lafaz iqraa adalah kata perintah yang secara umum berarti bacalah. Lafaz ini berasal dari kata qara'a yang berarti membaca. Kata qara'a sendiri pada mulanya berarti menghimpun.  

Bila di telah lebih jauh, menurutnya aktivitas membaca pada hakikatnya adalah menghimpun. Dia mencontohkan seseorang yang membaca kata 'saya' sebenarnya telah menghimpun empat huruf dalam benaknya dengan sangat cepat. 

Selain itu Prof Quraish mengatakan membaca tidak harus dari sesuatu yang tertulis dalam bentuk aksara. 

Dia mencontohkan seperti seseorang yang ketika shalat membaca surat Al Fatihah. Maka tetap disebut dengan membaca meski tidak ada kertas di hadapannya yang berisi ayat-ayat dari surat Al Fatihah. 

Maka menurutnya mengucapkan sesuatu yang terhimpun di dalam benak maka baik mengucapkannya sehingga terdengar oleh orang lain maupun mengucapkannya sehingga hanya didengar diri sendiri maka itu adalah membaca. 

Lebih lanjut Prof Quraish mengatakan terdapat hal yang menjadi pertanyaan berkaitan dengan perintah membaca di awal surat Al Alaq. Sebab menurutnya kata membaca secara umum diartikan melihat suatu teks untuk diucapkan. 

Sedangkan Nabi Muhammad SAW tidak pandai membaca teks. Lalu mengapa perintah membaca ditujukan pada nabi yang tidak pandai membaca? 

Baca juga: Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat

Prof Quraish menjelaskan bahwa untuk mencapai kemajuan dan membangun peradaban maka seseorang harus banyak membaca. Sedangkan membaca  bukan hanya dari sesuatu yang tertulis, tetapi seseorang hendaknya membaca segala yang dapat dilihat. 

Seseorang yang memperhatikan alam raya sejatinya tengah  membaca alam raya. 

"Jadi tidak harus kata membaca itu dibatasi dalam arti membaca suatu teks. Kalau Anda ingin maju, ingin membangun peradaban, maka bacalah dalam arti pandanglah segala sesuatu, pelajarilah dia, dan tariklah kesimpulan dari apa yang Anda lihat atau apa yang Anda baca," kata Prof Quraish Shihab dalam kajian tafsir di Sekolah Islam Al Azhar yang ditayangkan rekamannya melalui kanal resmi YouTube Quraish Shihab. 

Prof Quraish mengatakan ketika Nabi Muhammad SAW diperintahkan membaca dengan kalimat iqraa bismi rabbik, Allah SWT tidak menyebutkan objeknya. 

Ini menunjukkan bahwa manusia diperintahkan untuk membaca apa saja tetapi tetap mengaitkan bacaan tersebut dengan Allah SWT (bismi rabbik) dengan niat memperoleh bantuan Allah.  

Maka menurut Prof Quraish ketika seseorang membaca sebagaimana dalam tuntunan lafaz iqra pada surat Al Alaq sebenarnya orang tersebut diperintahkan untuk mengaitkan bacaannya dengan motivasi demi karena Allah SWT sehingga dipahami bahwa bacaan tersebut harus menghasilkan sesuatu yang direstui Allah SWT. 

Sementara salah satu yang direstui Allah SWT menurut Prof Quraish adalah yang bermanfaat untuk manusia. Namun ada beragam ilmu dan kebutuhan. 

Lalu apa yang terlebih dulu untuk dibaca dan diketahui? Menurut Prof Quraish hendaknya seseorang mengetahui ilmu-ilmu yang membuat kewajibannya menjadi baik dengan mengetahuinya.  

"Jadi silakan baca apa saja, ilmu bermacam-macam, beragam. Islam tidak melarang Anda membaca. Bacaan bermacam-macam. Ada yang sulit ada yang mudah, silakan baca apa saja, tetapi kaitkan demi karena Tuhanmu. Itu kita lihat dari iqra bismi rabbik," katanya.  

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement