REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Alquran dalam surat al-Maun telah menjelaskan sifat orang-orang yang tak mempercayai akan datangnya hari kiamat.
Pendakwah yang juga juru bicara Rabithah Alawiyah Habib Ahmad Mujtaba bin Shahab mengatakan, kata al-Maun sejatinya memiliki arti segala sesuatu benda yang kecil atau dianggap sepele.
Dari nama surat al-Maun, para mufasir berpendapat bahwa di antara tanda orang yang mendustakan hari kiamat adalah orang-orang yang pelit, bahkan dengan hal-hal yang kecil ataupun sepele.
Mereka tak mau memberi sedikit pun. Sifat pelit itu menjadi penyakit yang akan terus menggerogoti hati manusia.
Habib Ahmad Mujtaba mengatakan, pada ayat pertama surat al-Maun, Allah SWT bertanya kepada Nabi Muhammad SAW tentang orang-orang yang mendustakan kiamat.
Habib Mujtaba mengatakan, para mufasir menjelaskan kata bid-din pada ayat pertama surat al-Maun bukan hanya berarti agama, melainkan kata itu berarti hari kiamat.
Baca juga: Pernah Benci Islam hingga Pukul Seorang Muslim, Mualaf Eduardo Akhirnya Bersyahadat
Orang-orang kafir tak mempercayai hari kiamat dan menganggap setelah kematian tidak ada lagi kehidupan. Sebab itu, mereka disebut sebagai pendusta.
"Tanda orang yang mendustakan hari kiamat itu adalah mereka pelit, bahkan dengan hal sepele. Mereka nggak mau memberi meskipun dengan barang yang nggak ada harganya. Mereka yang mendustakan hari kiamat tidak percaya Allah SWT, tidak percaya rasul dan namanya hari hisab," kata Habib Mujtaba dalam majelis tafsir yang diadakan Majelis Rasulullah SAW di Masjid At-Taubah, Kalibata, Jakarta Selatan, sebagaimana dikutip dari dokumentasi Harian Republika, Rabu (7/12/2022).
Dan di antara sifat orang-orang yang tak meyakini adanya hari kiamat sebagaimana terdapat pada surat al-Maun ayat 2 adalah mereka menghardik anak yatim. Mereka tak menyayangi anak yatim, tetapi mengabaikannya. Bahkan, mereka justru tega menganiaya anak yatim.
فَذَٰلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ “Itulah orang yang menghardik anak yatim.”