Jumat 11 Nov 2022 05:15 WIB

Naskah Khutbah Jumat: Mencuri Perhatian Allah

Persembahan amal kita pada Allah SWT terutama ditentukan oleh tiga kunci.

Warga membaca Al Quran di Masjid Menara Kudus, Desa Kauman, Kudus, Jawa Tengah. Naskah Khutbah Jumat: Mencuri Perhatian Allah
Foto:

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Tantangan kehidupan kita hari ini semakin berkembang. Sebab utamanya adalah faktor semakin terbukanya ruang sosial kita dengan orang lain. Kehadiran media sosial membuka ruang itu seluas-luasnya. Seolah-olah tanpa sekat dan batas. Hal ini tentu sedikit banyak berpengaruh pada kualitas amal kesalehan kita. Kesungguhan dan keikhlasan kita dalam beramal saleh terus diuji. Sehingga kita dituntut untuk terus memastikan bahwa amal saleh kita utuh, semata-mata kita persembahkan pada Allah SwT. Allah SwT berfirman:

وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayinah [98]: 4)

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Hal-hal yang dapat mengganggu kualitas amal saleh kita di antaranya adalah sikap riya’, ujub, dan sum’ah. Ketiga sikap ini memiliki kecenderungan yang sama. Yakni kecenderungan untuk selalu menampilkan segala perbuatan baik agar mendapat perhatian dan pujian dari orang lain. Sikap ini sekalipun jangan sampai mengotori perbuatan kita. Sebab celakanya, selain amal saleh kita berpeluang batal, bisa jadi kita lantas terjerumus dalam jurang kesyirikan, na’udzubillah.

Allah SwT menyampaikan dengan tegas melalui sebuah hadis qudsi berikut:

أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ

“Aku adalah yang paling tidak butuh sekutu, barangsiapa yang mengamalkan suatu perbuatan, yang di dalamnya dia menyekutukan-Ku dengan selain Aku, maka Aku tinggalkan dia dan sekutunya.” (HR. Muslim dan Abu Hurairah)

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Apalagi di dalam kita beraktivitas dan unjuk diri di media sosial, kita mesti harus selalu mengedepankan kehati-hatian. Kita mungkin sering tanpa sadar menampilkan diri sebagai seseorang yang saleh, baik dalam berpenampilan maupun dalam aktivitas sehari-hari hanya demi memungut pengakuan, perhatian, dan pujian dari orang lain. Tentu, kita juga tak bisa memungkiri bahwa di antara kita ada yang sengaja menampilkan kebaikan-kebaikan demi mengajak orang lain untuk melakukan amal kebaikan yang sama. Namun alangkah baiknya, hal-hal tersebut kita simpan baik-baik tanpa perlu diketahui orang lain.

Maka, untuk menghindari batalnya amal kita, marilah kita mantapkan hati untuk mengesampingkan penilaian bahkan pujian dari manusia dan sepenuhnya kita persembahkan amal kita hanya untuk Allah SwT. Sebab perhatian Allah SwT amat jauh lebih baik dan mulia dibandingkan perhatian manusia pada kita. Semoga kita mampu istiqamah. Aamiin.

Terakhir, Nabi saw. dalam sebuah hadis bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهِ سُبْحَةُ الْحَدِيثِ، قَالُوا : وَمَا سُبْحَةُ الْحَدِيثِ يَا رَسُولَ اللهِ ؟ قَالَ الرَّجُلُ يُسَبِّحُ وَالَّناُس يَتَكَلَّمُون

“Amal yang dicintai Allah adalah subhatul hadits. Bertanyalah sahabat, “Apa itu subhatul hadits, ya Rasulallah?” Rasulullah menjawab, “Seseorang yang bertasbih di tengah orang-orang yang sedang mengobrol.”

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ

sumber : https://suaramuhammadiyah.id/2022/10/13/mencuri-perhatian-allah/
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement