Jumat 21 Oct 2022 00:30 WIB

Naskah Khutbah Jumat: Memaknai Taqwa Sebagai Kehati-hatian

Pentingnya melangkah dengan hati.

Ilustrasi Takwa/taqwa. Naskah Khutbah Jumat: Memaknai Taqwa Sebagai Kehati-hatian
Foto:

Hadirin yang berbahagia

Agar terhindar dari kecerobohan dan kefatalan sebagaimana contoh di atas, maka penting bagi kita untuk menjaga kesehatan hati. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menjaga kualitas hati agar tetap sehat dan bersuara jernih.

Misalnya sebagaimana nasehat orang Jawa dalam syair Tombo Ati. Tombo ati iku limo perkarane. Kaping pisan, moco Qur’an lan maknane. Kaping pindo, shalat wengi lakonono. Kaping telu, wong kang shaleh kumpulono. Kaping papat, kudu weteng ingkang luwe. Kaping limo, dzikir wengi ingkang suwe. Salah sawijine sopo biso ngelakoni. Mugi-mugi Gusti Allah nyembadani (Obat hati ada lima perkara. Pertama, baca Qur’an dan maknanya. Kedua, sholat malam dirikanlah. Ketiga, berkumpullah dengan orang shaleh. Keempat, perbanyaklah berpuasa. Kelima, dzikir malam perpanjanglah. Salah satunya siapa bisa menjalani. Moga-moga Gusti Allah mencukupi).

Atau mengikuti wejangan Buya Hamka yang tertuang dalam konsep Tasawuf Modern atau Tasawuf positif. Yang secara sederhananya adalah seimbang antara prilaku keduniaan dan prilaku spiritual. Bahkan yang spiritual tersebut juga harus memiliki dampak bagi kehidupan sosial. Mendukung pemberdayaan umat, agar terhindar dari kemiskinan ekonomi, ilmu pengetahuan, kebudayaan, politik dan mental. Seperti berqurban, berzakat, bersedekah, dll.

Allah berfirman dalam Qs Al-Qasas ayat 77 :

وَٱبۡتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلۡأٓخِرَةَۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنۡيَاۖ وَأَحۡسِن كَمَآ أَحۡسَنَ ٱللَّهُ إِلَيۡكَۖ وَلَا تَبۡغِ ٱلۡفَسَادَ فِي ٱلۡأَرۡضِۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُفۡسِدِينَ

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Nabi pun bersabda:

خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”

(HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

sumber : https://suaramuhammadiyah.id/2022/09/30/kehati-hatian/
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement