REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran mengisahkan bahwa Qarun dianugerahi harta yang sangat banyak oleh Allah SWT. Namun Qarun menjadi sombong dan membanggakan diri. Harta yang diamanahkan Allah SWT kepadanya tidak disalurkan di jalan yang diridhoi Allah SWT. Akhirnya kesombongan Qarun membinasakannya, Allah SWT tenggelamkan Qarun bersama harta kekayaannya ke dalam bumi.
فَخَسَفْنَا بِهٖ وَبِدَارِهِ الْاَرْضَ ۗفَمَا كَانَ لَهٗ مِنْ فِئَةٍ يَّنْصُرُوْنَهٗ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۖوَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِيْنَ
Lalu, Kami benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka, tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri. (QS Al-Qasas: 81)
Ayat ini mengandung arti, sebagai akibat dari sikap Qarun yang sombong dan keras kepala dalam kedurhakaan, meski telah dinasihati. Maka sangat wajar bila Kami benamkan dia dengan cara melongsorkan tanah sehingga ia terbenam bersama rumah, harta benda dan seluruh perhiasannya ke dalam perut bumi. Maka tidak ada baginya satu golongan pun, baik keluarga maupun yang lainnya, yang akan menolongnya dari azab tersebut selain Allah, dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri ketika datang azab Allah.
Menurut Tafsir Kementerian Agama, pada ayat ini, Allah menerangkan akibat kesombongan dan keangkuhan Qarun. Qarun beserta rumah dan segala kemegahan dan kekayaannya dibenamkan ke dalam bumi. Tidak ada yang dapat menyelamatkannya dari azab Allah tersebut, baik perorangan maupun secara bersama-sama.
Qarun sendiri tidak dapat membela dirinya walau kaya raya. Tidak sedikit orang yang sesat jalan, dan keliru paham tentang harta yang diberikan kepadanya. Mereka menyangka harta itu hanya untuk kemegahan dan kesenangan sehingga mereka tidak menyalurkan penggunaannya ke jalan yang diridhoi Allah. Oleh karena itu, Allah menimpakan azab-Nya kepada mereka.