Al-Ouda menjelaskan, nama ash-Shamad memiliki banyak aspek makna. Kata ash-Shamad mengacu pada satu-satunya yang merupakan Tuhan, yang memiliki dan mengatur semua urusan, satu-satunya tempat di mana orang-orang datang kepada-Nya untuk memohon atau meminta atas kebutuhan mereka, tetapi pada saat yang sama melengkapi dan mencukupi, diperlukan dan tidak bergantung pada yang lain.
Sahabat Rasulullah Saw, Ibn 'Abbas, mendefinisikan kata ash-Shamad sebagai berikut:
"Seorang pemimpin yang kepemimpinan dan keunggulannya mutlak; seorang yang mulia yang keluhurannya lengkap dan sempurna; seseorang yang perkasa, memiliki kekuatan absolut, tetapi maha tinggi; seseorang yang kaya tanpa batas, mampu memaksakan sekehendak-Nya; dengan penuh pengetahuan dan kebijaksanaan."
Al-Ouda mengatakan, hanya Allah yang memiliki kemuliaan dan kekuasaan penuh, dan atribut dari ash-Shamad itu hanya milik-Nya. Sehingga, tidak ada orang lain yang layak untuk kata ini.
Kata ash-Shamad juga didefinisikan sebagai berikut:
"Satu-satunya yang setiap orang bergantung untuk memenuhi kebutuhan mereka, tetapi yang tidak membutuhkan siapapun dan tidak bergantung pada yang lain."
Sebagaimana ditegaskan dalam firman Allsh dalam surat al-An'am ayat 14:
"Katakanlah (Muhammad), 'Apakah aku akan menjadikan pelindung selain Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak diberi makan?"