REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran menerangkan bahwa salah satu manfaatnya adalah obat untuk penyakit hati seperti kesyirikan, kekafiran, kemunafikan dan penyakit-penyakit hati yang lainnya. Alquran adalah rahmat bagi Muslim, jika ajaran Alquran dijalankan maka akan menjadi bangsa yang besar dan hebat, serta selamat di dunia dan akhirat. Hal ini dijelaskan dalam Surah Al-Isra' Ayat 82 dan tafsirnya.
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا
Kami turunkan dari Alquran sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang mukmin, sedangkan bagi orang-orang zalim (Alquran itu) hanya akan menambah kerugian. (QS Al-Isra': 82)
Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama, ayat ini menerangkan bahwa Allah SWT menurunkan Alquran kepada Nabi Muhammad SAW sebagai obat dari penyakit hati, yaitu kesyirikan, kekafiran, dan kemunafikan.
Alquran juga merupakan rahmat bagi kaum Muslimin karena memberi petunjuk kepada mereka. Sehingga mereka masuk surga dan terhindar dari azab Allah.
Alquran telah membebaskan kaum Muslimin dari kebodohan sehingga mereka menjadi bangsa yang menguasai dunia pada masa kekhalifahan Umayyah dan Abbasiyah.
Kemudian mereka kembali menjadi umat yang terbelakang karena mengabaikan ajaran-ajaran Alquran. Dahulu mereka menjadi umat yang disegani, tetapi kemudian menjadi pion-pion yang dijadikan umpan oleh musuh dalam percaturan dunia.
Karena mereka dulu melaksanakan ajaran Alquran, negeri mereka menjadi pusat dunia ilmu pengetahuan, perdagangan dunia, dan sebagainya, serta pernah hidup makmur dan bahagia.
Ayat ini memperingatkan kaum Muslimin bahwa mereka akan dapat memegang peranan kembali di dunia, jika mau mengikuti Alquran dan berpegang teguh pada ajarannya dalam semua bidang kehidupan.
Sebaliknya jika mereka tidak mau melaksanakan ajaran Alquran dengan sungguh-sungguh, mengutamakan kepentingan pribadi di atas kepentingan agama dan masyarakat, serta hanya mementingkan kehidupan dunia, maka Allah akan menjadikan musuh-musuh mereka sebagai penguasa atas diri mereka, sehingga menjadi orang asing atau budak di negeri sendiri.
Cukup pahit pengalaman kaum Muslimin akibat mengabaikan ajaran Alquran. Alquran menyuruh mereka bersatu dan bermusyawarah, tetapi mereka berpecah belah karena masalah-masalah khilafiah yang kecil dan remeh, sedangkan masalah-masalah yang penting dan besar diabaikan.
Ayat ini juga mengingatkan kaum Muslimin bahwa bagi orang-orang yang zalim, yaitu yang ingkar, syirik, dan munafik, Alquran hanya akan menambah kerugian bagi diri mereka, karena setiap ajaran yang dibawa Alquran akan mereka tolak. Padahal, jika diterima, pasti akan menguntungkan mereka.