Kamis 21 Apr 2022 04:03 WIB

Doa Mendengar Petir dan Makna Petir Menurut Ulama

Umat Islam dianjurkan membaca doa ketika mendengar petir.

Doa Mendengar Petir: Berdoa (Ilustrasi)
Foto: onislam.net
Doa Mendengar Petir: Berdoa (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Umat Islam meyakini petir dimaknai bukan sekadar peristiwa alam semata. Petir atau guruh diabadikan menjadi salah satu nama surat dalam Alquran, yaitu surat ke-13, ar-Ra'du. Setidaknya ada tiga istilah dalam Alquran yang merujuk pada makna petir, yaitu ar-ra'du, ash-showa'iq, dan al-barq.

Dr Muhammad Luqman As Salafi dalam Rasy Al-Barad Syarh al-Adab al-Mufrod (381) menjelaskan, para ahli tafsir mendefinisikan ar-ra'du lebih dekat dengan makna suara petir atau geledek. Sementara itu, ash-shawa'iq dan al-barq maknanya lebih dekat untuk istilah kilatan petir, yaitu cahaya yang muncul beberapa saat sebelum adanya suara petir.  

Baca Juga

Jadi, ketika mendengar petir atau guntur, Nabi SAW mengajarkan doa sebagai berikut. 

 سُبْحَانَ مَنْ سَبَّحَتْ لَهُ

 

 "Subhanalladzi sabbahat lahu," (Mahasuci Allah yang petir bertasbih kepada-Nya). 

Atau doa: 

سُبْحَانَ الَّذِيْ يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيْفَتِهِ

"Subhanalladzi yusabbihur ro'du bi hamdihi wal mala-ikatu min khiifatih," (Mahasuci Allah yang petir dan para malaikat bertasbih dengan memuji-Nya karena rasa takut kepada-Nya).

Mengapa kita dianjurkan berdoa? Kedahsyatan petir dimaknai umat Islam sebagai bentuk tasbih dari para malaikat penjaga langit. Sebagaimana disebut dalam Alquran, "Dan guruh bertasbih memuji-Nya (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya." (QS ar-Ra'd [13]: 13).

Dalam haditsnya, Rasulullah SAW menyebut petir sebagai suara para malaikat. "Ar-Ra'du (petir) adalah malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan bersamanya pengoyak dari api yang memindahkan awan sesuai dengan kehendak Allah." (HR Tirmizi).

Al-Khoro'ithi dalam Makarim Al Akhlaq mengutip pendapat Ali bin Abi Thalib RA soal ar-ra'du. Menurut Ali, ar-Ra'du adalah malaikat, sedangkan al-barq (kilatan petir) adalah pengoyak di tangannya sejenis besi.

Ibnu Taimiyah mengatakan, ar-ra'du adalah masdar ( bentuk kata benda) berasal dari kata ra'ada, yar'adu, ra'dan yang berarti 'gemuruh'. Namanya gerakan pasti menimbulkan suara. Malaikat adalah yang menggerakkan dengan cara menggetarkan awan, kemudian dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya.

Ketika menafsirkan surat al-Baqarah ayat 19, as-Suyuthi mengatakan bahwa ar-Ra'du adalah malaikat yang ditugasi mengatur awan. Dalam tafsir Jalalain juga disebutkan bahwa ar-ra'du adalah suara malaikat, sedangkan al-barq (kilatan petir) adalah kilatan cahaya dari cambuk malaikat untuk menggiring mendung.

Secara umum, umat Islam meyakini ar-Ra'du dengan malaikat yang ditugasi mengatur awan atau suara dari malaikat tersebut yang tengah bertasbih dan mengatur awan. Sementara itu, al-barq atau ash-showa'iq adalah kilatan cahaya dari cambuk malaikat yang digunakan untuk menggiring mendung.

Ibnu Abbas menambahkan, "Sesungguhnya petir adalah malaikat yang meneriaki (membentak) untuk mengatur hujan sebagaimana pengembala ternak membentak hewannya." (Adab al-Mufrod/722).

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement