REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibadah adalah hal yang wajib dilakukan bagi setiap Muslimah. Tuntutan menjalankan ibadah ini harus terus dilakukan sepanjang hayat masih dikandung badan.
Dalam surah al-Hijr ayat 99, Allah SWT bersabda, "Beribadahlah kepada Tuhanmu sampai datang kepadamu al-yaqin." Para ulama tafsir sepakat makna al-yaqin ini adalah kematian.
Namun, ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan ketika menjalankan ibadah ini. Salah satunya bagi Muslimah yang sedang mengalami haid atau datang bulan. Muslimah tidak diperbolehkan untuk menjalankan beberapa ibadah, seperti shalat, berpuasa, menyentuh mushaf atau Alquran, dan tawaf di Kabah.
Meski demikian, masih ada beberapa amalan yang bisa dilakukan oleh Muslimah yang sedang haid. Dengan melakukan amalan-amalan ini, ia tetap menegakkan ibadah dan dekat dengan Sang Pencipta.
Amalan pertama yang bisa dilakukan adalah membaca Alquran tanpa menyentuh lembarannya. Seorang Muslimah bisa membaca dengan menggunakan perantara sebelum menyentuh mushaf atau dengan menggunakan aplikasi yang tersedia pada gawai. Cara lain, Muslimah bisa mengikuti dari bacaan Alquran yang telah direkam sebelumnya dan diunggah di beberapa media sosial.
Amalan lainnya, yakni berzikir. Ada banyak zikir yang bisa dilakukan oleh seorang Muslimah yang sedang haid. Beberapa yang bisa dilakukan adalah ucapan tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil. Adapun yang paling mudah dan bisa dilakukan adalah membiasakan diri membaca subhanallah 33 kali, alhamdulillah 33 kali, dan Allahu akbar 33 kali yang selalu dibaca setelah shalat.
Muslimah pun bisa mengamalkan doa-doa harian atau al-Matsurat. Al-Matsurat adalah himpunan wirid dan doa harian yang diamalkan oleh Rasulullah SAW. Amalan berikutnya yang bisa dikerjakan adalah beristighfar dan bertobat. Dengan beristighfar, seorang umat telah mengoreksi diri dari tindakan-tindakan buruk yang dilakukan sebe lumnya dan mengingat kekurangan yang dimiliki.
Ada banyak kelebihan istighfar yang dilakukan oleh seorang hamba. Disebut oleh Ibnu Abbas, Rasul bersabda, "Barang siapa yang sentiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya dan kelapangan bagi setiap kesempitannya, dan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka."
Amalan kelima yang bisa dilakukan adalah bershalawat. Shalawat yang diucapkan oleh umat Nabi Muhammad akan sampai kepada-Nya. Ini juga menjadi bukti cinta kita kepada Allah dan Rasul-Nya.
Berikutnya yang bisa dilakukan, yaitu belajar ilmu agama. Cara ini bisa dilakukan sendirian dengan membaca buku-buku tentang agama maupun mendatangi kajian-kajian keagamaan. Tidak ada yang bisa menghalangi seseorang dalam mencari ilmu.
Bersedekah, infak, dan zakat juga termasuk amalan yang bisa dilakukan oleh Muslimah yang sedang masa haid. Kebaikan seperti ini sangat dianjurkan. Berbagi terhadap sesama yang sedang membutuhkan mendulang banyak pahala bagi yang melakukan.
Bersilaturahim dengan kerabat, saudara, atau teman bisa dilakukan dengan mudah dan gampang. Selain memperpanjang usia dan membuka pintu rezeki, saling mengunjungi antarumat juga bisa menambah pahala.
Bertemu dengan sesama Muslim akan menambah pengetahuan dan pengalaman. Syekh Khalid bin 'Abdillah al-Mushlih hafizhahullah menerangkan jika haid adalah suatu ketetapan Allah bagi kaum hawa karena ada hikmah dan rah mat di balik itu semua.
Meski sedang dalam keadaan datang bulan, bukan berarti Muslimah tersebut terlepas atau terputus ibadahnya kepada Allah SWT.