Kamis 21 Apr 2022 03:57 WIB

Pernah Lihat Coretan Ayat Alquran untuk Berobat, Bolehkah?

Ibnu Hanbal memberikan minum air dengan coretan ayat Alquran untuk sakit demam.

Membaca Alquran.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Membaca Alquran.

REPUBLIKA.CO.ID, Kita sering melihat sejumlah tokoh ulama atau tabib menggunakan media-media tertentu untuk mengobati orang sakit. Di antara media itu adalah memakai ayat-ayat Alquran yang ditulis dalam sebuah kertas, lantas dimasukkan di air putih yang sudah dituang dalam gelas atau wadah. 

Air yang sudah bercambur kertas bertuliskan ayat-ayat suci Alquran itu lantas diberikan kepada pasien untuk diminum. Sementara, coretan ayat Alquran tersebut masih tetap bertahan dalam wadah. Bolehkah hal ini dilakukan? 

Terkait jawaban persoalan ini, ada jawaban cukup menarik dan gamblang dari Syekh Muhammad al-Alawy al-Maliky, guru dari ulama-ulama Indonesia selama di Makkah, dalam kitabnya yang berjudul Abwab al-Farah. 

Mengutip Ibn al-Hajj dalam kitab al-Madkhal bahwa tidak mengapa berobat memakai kertas bersih dan suci bertuliskan ayat-ayat suci Alquran yang ditaruh dalam minuman untuk pasien. “Atas izin Allah SWT akan sembuh,” kata dia. 

 

Syekh Abu Muhammad bin Abu Jamrah kerap berobat memakai teknik ini. Ia sering melakukannya untuk mengobati dirinya sendiri, anak-anak, dan para sahabatnya. Dan, alhamdulillah diberi kesembuhan. 

Dalam kitabnya, Zaad al-Ma’ad fi Huda Khair al-‘Ibad, Ibn al-Qayyim memaparkan, kabar sakitnya al-Maruzi yang terserang demam sampai di telinga Ahmad bin Hanbal. Ibn Hanbal lantas menulis ayat-ayat suci Alquran dengan redaksi sebagai berikut: 

“Bismillahirrahmanirrahim. Bismillah wabillah wa bimuhammadirasulillah. Ya narukuni bardan wa salaman ‘ala ibrahim, wa aradu bih kaidan faja’alnahumul akhsarin (QS al-Anbiya’ 69-70). Allhumma rabb jibrila wa mikaila wa israfila isyfi shahiba hadzal kitab bihaulika wa quwwatika wa jabrutika ilahal haqqi amin.”  

 

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَاِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَّغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْۗ وَنُقِرُّ فِى الْاَرْحَامِ مَا نَشَاۤءُ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْٓا اَشُدَّكُمْۚ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّتَوَفّٰى وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْۢ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ وَتَرَى الْاَرْضَ هَامِدَةً فَاِذَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاۤءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَاَنْۢبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍ
Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah.

(QS. Al-Hajj ayat 5)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement