Senin 18 Apr 2022 00:33 WIB

Ummul Fadhl, Ibunda Ulama dan Imam Tafsir

Ummul Fadhl, Ibunda Ulama dan Imam Tafsir

Rep: c 38/ Red: Indah Wulandari
Ummul Fadhl, Ibunda Ulama dan Imam Tafsir
Foto: imgbuddy
Ummul Fadhl, Ibunda Ulama dan Imam Tafsir

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ummul Fadhl alias Lubabah binti Harits bin Hazn bin Buhair al Hilaliyyah adalah istri paman Nabi, Abbas bin Muthallib. Seorang wanita merdeka nan mulia. Ibu dari enam orang anak, salah satunya Abdullah bin Abbas sang ulama umat.

Ummul Fadhl hidup di tengah-tengah lingkungan orang beriman. Salah satu saudaranya, Maimunah binti Harits, menjadi istri Nabi. Ia adalah bibi Khalid bin Walid yang disebut-sebut pedang Allah. Ummul Fadhl juga termasuk orang yang pertama-tama masuk Islam.  

Salah satu sikap berani ditunjukkan Ummul Fadhl saat berhadapan dengan Abu Lahab. Peristiwa itu terjadi selepas kekalahan kaum Quraisy di perang Badar. Saat itu, ia dan budak suaminya, Abu Rafi' maula Abbas, tengah duduk di batu pembatas sumur zamzam.

Tak lama kemudian, datanglah Abu Lahab, lalu Abu Sufyan. Abu Lahab bertanya, "Kemari! Kabar apa yang kau bawa?" Abu Sufyan nengisahkan, dalam perang Badar itu mereka seperti berhadapan dengan orang-orang berpakaian putih sambil menunggangi kuda perkasa, berkeliaran di antara langit dan bumi.

Abu Rafi' sontak berseru, "Demi Allah, itu adalah para malaikat." Abu Lahab tak suka mendengar kata-kata itu. Ia mengangkat tangan tinggi-tinggi kemudian memukul Abu Rafi', membantingnya ke tanah, dan melancarkan pukulan bertubi-tubi.

Melihat itu, Ummul Fadhl bangun dan memungut tiang pembatas sumur zamzam, lalu memukul Abu Lahab dengan keras sekali hingga menimbulkan luka. Ummul Fadhl berkata, "Engkau berani menyiksa orang ini ketika tuannya tidak ada." Demi Allah, Abu Lahab hanya bertahan hidup selama tujuh hari setelah itu.

Dikisahkan Syaikh Mahmud Al Mishri dalam Biografi 35 Shahabiyah Nabi, Ummul Fadhl melahirkan Ibnu Abbas saat berada di perkampungan di tengah-tengah pengepungan kaum Quraisy terhadap Bani Hasyim. Ia melihat keunggulan anaknya di bidang ilmu-ilmu agama. Itu tak lepas dari doa Nabi kepada Ibnu Abbas sejak ia masih bayi.

Dikisahkan, suatu kali ketika Ummul Fadhl melintas, Rasulullah memanggil. "Wahai, Ummul Fadhl, kau mengandung anak laki-laki. Setelah kau melahirkan, bawalah dia kepadaku." Ummul Fadhl pun membawa anaknya ke hadapan Nabi selepas melahirkan. Beliau memberi nama Abdullah dan mentahnik dengan air liurnya.

Di belakang anak yang hebat, ada pula ibu yang hebat. Saat Nabi Muhammad SAW wafat, Ibnu Abbas baru berusia 13 tahun. Ia adalah ulama, ahlul Quran, dan perawi hadits yang utama. Ibnu Abbas memberikan fatwa sejak masa Umar dan Utsman hingga akhir hayatnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement