REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah akan merevitalisasi kawasan hutan di Taman Nasional Tesso Nilo, Kabupaten Palelawan, Provinsi Riau. Melalui peran Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH), pemerintah akan mengembalikan lahan milik yang selama ini 'dijarah' untuk perkebunan kelapa sawit menjadi kawasan hutan kembali.
Sekretaris Satgas PKH Sutikno menyampaikan, dari 81 ribu hektare kawasan hutan Tesso Nilo saat ini cuma tersisa sekitar 12-an ribu hektare. Padahal, hutan itu milik negara, namun dikuasai swasta.
"Selama ini, itu kan dijarah oleh orang-orang, dan perusahaan-perusahaan tertentu. Makanya itu yang harus kita keluarkan itu. Dari 81-an ribuan hektare, sekarang tinggal 12-an ribu hektare. Dan itulah nanti yang akan kita kuasai kembali untuk dikembalikan ke negara semuanya," ujar Sutikno di Jakarta, Senin (9/6/2025).
Menurut Sutikno, Satgas PKH saat ini, masih terus melakukan pendataan tentang cakupan penguasaan ilegal perkebunan kelapa sawit yang 'memakan' lahan milik negara itu. "Selama ini, itu kan dijadikan lahan perkebunan kelapa sawit," ujar Sutikno.
Padahal, kata dia, kawasan hutan di Tesso Nelo itu bukan cuma milik negara sebagai taman nasional, melainkan juga sebagai paru-paru dunia. "Tesso Nelo itu, mestinya menjadi konservasi, tetapi dialihkan menjadi perkebunan kelapa sawit. Padahal kawasan itu, bukan cuma taman nasional, tetapi juga sebagai paru-paru dunia," kata Sutikno.