REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar menjelaskan bahwa para wali atau auliya tidak takut mati, bahkan mereka akan menghadapi kematian dengan senyuman. Untuk menjadi wali, seseorang harus dekat dan cinta kepada Allah SWT.
Di dalam Tafsir Al-Azhar, Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah yang akrab disapa Buya Hamka menjelaskan, orang yang paling dekat kepada Allah adalah orang yang telah memberikan segenap pengorbanan untuk menegakkan jalan Allah SWT. Orang-orang yang demikian disebut auliya, orangnya disebut wali.
Maka di dalam Surat Yunus Ayat 62, Allah SWT menunjukkan ciri-ciri yang khas dari orang-orang yang menjadi wali (seseorang) atau auliya (banyak orang).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
اَلَآ اِنَّ اَوْلِيَاۤءَ اللّٰهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَۚ
Alā inna auliyā'allāhi lā khaufun ‘alaihim wa lā hum yaḥzanūn(a).
Ketahuilah bahwa sesungguhnya (bagi) para wali Allah itu tidak ada rasa takut yang menimpa mereka dan mereka pun tidak bersedih. (QS Yunus Ayat 62)
Dijelaskan bahwa para auliya itu tidak merasa takut akan rugi, mati dan tidak takut macam-macam penderitaan. Mereka tidak sekali-kali merasa takut akan mati. Asal untuk membela jalan Allah mereka bersedia mati.
Para wali tidak merasa dukacita jika ditimpa oleh suatu cobaan, jika mereka kehilangan harta, kematian anak dan orang-orang yang dicintai atau mendapat cacat badan karena pengorbanan dari perjuangan.
Lalu diterangkan sebab-sebab hilangnya ketakutan itu.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَكَانُوْا يَتَّقُوْنَۗ
Al-lażīna āmanū wa kānū yattaqūn(a).
(Mereka adalah) orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa. (QS Yunus Ayat 63)