REPUBLIKA.CO.ID, Sebagai firman Allah SWT yang menjadi petunjuk bagi manusia, Alquran berbicara mengenai berbagai sendi dalam kehidupan. Ayat-ayat di dalam kitab suci juga berisi tentang pesan dan peringatan kepada manusia agar menjadi rahmat bagi seluruh alam yang diciptakan Allah demi kepentingan manusia.
Ayat-ayat suci yang diturunkan kepada Rasulullah sejak 15 abad silam pun masih relevan bila dikontekstualisasikan pada masa sekarang. Manusia yang sedang menghadapi tantangan perubahan iklim di berbagai belahan bumi patut merenungi bagaimana Alquran memberi pedoman agar kita bisa menjaganya.
Berikut lima ayat Alquran yang ditukil dari Tafsir Tematik Pelestarian Lingkungan Hidup yang diterbitkan Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Balitbang Departemen Agama.
1. Rusaknya Laut
ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
ẓaharal-fasādu fil-barri wal-baḥri bimā kasabat aidin-nāsi liyużīqahum ba'ḍallażī 'amilụ la'allahum yarji'ụn
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (ar-Rum/30: 41)
Ibnu ‘Asyur dalam menafsirkan ayat ini, antara lain, menerangkan bahwa sejatinya Allah SWT telah menciptakan alam semesta ini dengan suatu sistem yang serasi dan seimbang, sesuai dengan kemaslahatan umat manusia. Akan tetapi, mereka melakukan aktivitas yang buruk dan merusak sehingga berakibat pada ketidakseimbangan dalam sistem kerja alam. Al-fasad, yang ada dalam ayat tersebut ditafsirkan sebagai buruknya kondisi di bumi, baik di darat maupun di laut, di mana manusia mengambil banyak manfaat.

Kerusakan di laut, misalnya, terjadi berupa kelangkaan persediaan ikan, menipisnya mutiara dan batu mulia yang telah lama dikenal di negara-negara Arab, munculnya banyak topan di laut, kekeringan sumber-sumber air yang merupakan kebutuhan manusia.
Apabila laut tercemar, pantai rusak, biota laut tak berkembang, habitat makhluk bidup rusak dan ekosistem tidak berjalan, sumber-sumber air menjadi menipis atau tercemar. Dampak negatifnya pun akan dirasakan manusia itu sendiri. Dampak yang terjadi sudah bisa kita rasakan sekarang. Terjadinya pendidihan global (global boiling) adalah salah satu contoh kerusakan yang terjadi dalam keseimbangan alam dimana mantisa hidup bersama dengan makhluk lain.
Pendidihan ini sudah melelehkan timbunan es abadi di daerah kutub, menaikkan permukaan air laut di berbagai belahan dunia, yang membuat banyak pulau tenggelam. Sementara itu, kedahsyatan laut dengan volume airnya yang sangat besar dan dengan kekuatan gelombangnya yang sangat kuat mampu menghanyutkan, menenggelamkan, melumatkan apa saja yang dilewati oleh arus gelombangnya yang dahsyat pada situasi-situasi tertentu.