REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Rasulullah SAW menubuatkan tentang kondisi umat Islam yang semakin melemah pada akhir zaman.
Nubuat ini sebagaimana tergambar dalam hadits yang diriwatkan Imam Ahmad dan Abu Dawud.
عن ثوبان قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (يوشك الأمم أن تداعى عليكم كما تداعى الأكلة إلى قصعتها، فقال قائلٌ: ومن قلة نحن يومئذ؟ قال: بل أنتم يومئذ كثير، ولكنكم غثاءٌ كغثاء السيل، ولينزعنَّ الله من صدور عدوِّكم المهابةَ منكم، وليقذفنَّ الله في قلوبكم الوهنَ، فقال قائل: يا رسول الله، وما الوهنُ؟ قال: حبُّ الدنيا وكراهية الموت
Dari Tsauban RA dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, "(Wahai kaum muslimin) Kelak bangsa-bangsa di dunia akan memperebutkan kalian, bagaikan memperebutkan makanan di atas piring. Sahabat bertanya : “Apakah karena saat itu jumlah kami sedikit, wahai utusan Tuhan?”
Nabi menjawab, “Tidak, kalian justru saat itu mayoritas. Sayangnya kalian bagaikan buih. Musuh-musuh kalian sudah tak lagi takut terhadap kalian. Karena kalian ditelikung oleh penyakit “wahan”.” Sahabat bertanya lagi, ”Apakah “wahan”itu, wahai Nabi?” Beliau menjawab, “Cinta (rakus) terhadap dunia dan tak lagi ingat kematian.”
Seorang kolumnis Arab, Sholah Barhum, dalam artikelnya berjudul Hal Kana Ahwalu Ummatina Aswa’ Mimma Nahnu Alaihi? yang diterbitkan Aljazeera, menulis bahwa pada akhir Kekhalifahan Abbasiyah, bangsa Tartar muncul di bawah kepemimpinan Jenghis Khan, yang menyerbu perbatasan timur negara Islam, yang dikuasai oleh bangsa Khwarezmian, dan negara Khwarezmian jatuh dengan mengerikan dan cepat di hadapan kekuatan Tartar yang sangat besar, dan bangsa Tartar melakukan hal-hal yang tidak dapat dilukiskan kepada umat Islam yang dibantai seperti domba tanpa dapat melakukan apapun.
Genghis Khan meninggal dan putra-putranya berselisih pendapat mengenai pembagian wilayah kekuasaannya yang luas, dan serangan Mongol terhadap Kekhalifahan Abbasiyyah terhenti selama 30 tahun, tanpa ada upaya dari umat Islam untuk melakukan persiapan menghadapi bahaya yang datang dari arah timur, tetapi justru perpecahan di kalangan umat Islam semakin meningkat.
Kekhalifahan Abbasiyyah hanya menguasai Baghdad dan tidak berdaya di luarnya, dan setiap emirat otonom saling berperang satu sama lain hanya karena alasan yang paling sepele.
BACA JUGA: Mengapa Tentara Suriah Enggan Bertempur Mati-matian Bela Assad?
Di Mesir, Mamluk dan Ayyubiyah berperang satu sama lain untuk menguasai emirat mereka, dan Mamluk serta Ayyubiyah berperang untuk menguasai kursi kekuasaan. Dalam situasi sulit yang dialami bangsa kita ini, ancaman Tartar muncul kembali di bawah kepemimpinan Hulagu, yang menyerbu Persia dan mulai bersiap-siap untuk menyerbu ibu kota Kekhalifahan Abbasiyah, Baghdad, yang telah mengurangi kekuatannya dari 100 ribu tentara menjadi 10 ribu tentara atas nasihat dari Menteri Muayyad al-Din ibn al-Alqami, yang menulis surat kepada bangsa Tartar untuk menggulingkan Kekhalifahan Abbasiyah.
Bangsa Tatar bukanlah satu-satunya bahaya yang mengancam bangsa Islam kita, tetapi Tentara Salib sedang bersiap untuk menyerang Mesir di bawah kepemimpinan Raja Louis IX dari Prancis, yang mampu menduduki Damietta.