REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ibnul Qayyim Al Jauziyyah dalam kitab Ad Da' u wa ad-Dawa' menjelaskan, Tatayyum adalah puncak tertinggi dari cinta, yang membuat pencinta menyembah kepada yang dicinta, yaitu Allah. Dikatakan dengan tatayyum kepada Allah, seorang hamba rela menjadi abdi Allah SWT.
Sedangkan hakikat pengabdian atau taabud adalah perasaan merendah dan tunduk kepada yang dicintainya. Karena itu, kedudukan yang paling tinggi dan mulia bagi hamba adalah ibadah.
Allah telah menyebutkan bahwa makhluk yang termulia dan dicintaiNya adalah Rasulullah SAW. Karena, beliau mempunyai tingkatan ubudiyah yang paling tinggi.
Beliau juga mempunyai kesempurnaan berdakwah dalam menjalankan risalah kenabiannya.
Allah berfirman dalam surat Al Jin ayat 19:
اَنَّهٗ لَمَّا قَامَ عَبْدُ اللّٰهِ يَدْعُوْهُ كَادُوْا يَكُوْنُوْنَ عَلَيْهِ لِبَدًاۗ
wa annahû lammâ qâma ‘abdullâhi yad‘ûhu kâdû yakûnûna ‘alaihi libadâ
Sesungguhnya ketika hamba Allah (Nabi Muhammad) berdiri menyembah-Nya (melaksanakan sholat), mereka (jin-jin) itu berdesakan mengerumuninya.
Ada juga hadits yang berbunyi:
"Pergilah kepada Muhammad, seorang hamba yang telah diampuni oleh Allah dosanya yang terdahulu dan terakhir." (HR Bukhari).
Menurut Ibnul Qayyim, dengan kesempurnaan ibadah kepadaNya dan ampunanNya, maka beliau mendapatkan kedudukan sebagai pemberi syafaat.