Kamis 05 Sep 2024 15:07 WIB

Ayat Quran Dibacakan di Depan Paus Bermakna Orang Nasrani Pun Dapat Pahala, Ini Tafsirnya

Qariah melantunkan dengan merdu dua ayat Alquran di hadapan Paus.

Pemimpin Gereja Katolik Dunia Paus Fransiskus bersama Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar berfoto bersama tokoh dan pemuka agama usai kegiatan dialog lintas agama di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (5/9/2024). Dalam lawatannya ke Indonesia, Paus Fransiskus menghadiri kegiatan dialog bersama pemuka lintas agama di Masjid Istiqlal serta menandatangani prasasti sekaligus meninjau terowongan silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral.
Foto:

Tentang neraka, Hamka bertutur: "Dan neraka bukanlah lobang-lobang api yang disediakan di dunia ini bagi siapa yang tidak mau masuk Islam, sebagaimana yang disediakan oleh Dzi Nuwas Raja Yahudi di Yaman Selatan, yang memaksa penduduk Najran memeluk agama Yahudi, padahal mereka telah memegang agama Tauhid. Neraka adalah ancaman di hari akhirat esok, karena menolak kebenaran." (Hlm  218). 

Sikap Hamka yang menolak bahwa ayat 62 Al Baqarah dan ayat 69 Al Maidah telah dimansukhkan oleh ayat 85 surat Ali 'Imran adalah sebuah keberanian seorang mufasir yang rindu melihat dunia ini aman untuk didiami siapa saja, mengaku beragama atau tidak, asal saling menghormati dan saling menjaga pendirian masing-masing. 

Tafsir yang berbeda

Berbeda dengan Tafsir Al-Azhar, Tafsir Al-Madinah Al-Munawarah yang dirilis oleh Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah, mengungkapkan makna yang berbeda. Berikut tafsir ayat tersebut yang ditukil dari tafsirweb:

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, orang-orang Yahudi, Nasrani, dan orang-orang yang keluar dari agama Yahudi dan Nasrani; mereka semua jika beriman kepada Allah dan hari akhir serta melakukan amal shalih, maka bagi mereka pahala atas keimanan dan amal shalih mereka, dan mereka tidak akan ditimpa rasa takut dari siksaan. Namun mereka adalah orang-orang yang berada pada zaman sebelum diutusnya Nabi Muhammad; adapun orang-orang yang berada pada zaman setelah Nabi Muhammad diutus maka mereka diperintahkan untuk beriman kepadanya."

Sementara itu, Tafsir Al-Mukhtashar yang diterbitkan Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram, mengungkapkan:

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman -baik dari umat ini maupun dari umat-umat di masa lalu sebelum kenabian Muhammad -'alaihiṣ ṣalātu was salām-, yakni kaum Yahudi, Nasrani dan Ṣābiah (pengikut beberapa orang nabi yang memiliki keimanan pada Allah dan hari Akhir)- akan mendapatkan ganjaran dari Rabb mereka, tidak ada kekhawatiran bagi mereka atas apa yang akan mereka hadapi di akhirat, dan mereka tidak akan bersedih hati atas kenikmatan dunia yang terlewatkan."

sumber : Pusat Data Republika/Tafsirweb
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement